Lingkar.co – Dewan Kerajinan Nasional Dapet (Dekranasda) Kabupaten Blora menggelar festival layang-layang hias di jalan alternatif Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Minggu (10/9/2023) siang.
Bupati Blora Arief Rohman yang hadir dalam kesempatan itu mengapresiasi ketua Dekranasda Blora, Ainia Sholichah yang memiliki ide kegiatan tersebut.
“Jadi acara ini adalah ide dari Bu Ketua Dekranasda Kabupaten Blora dan teman-teman pemuda,” ucap Bupati dalam sambutannya.
“Dan kita umumkan 7 sampai dengan 8 Oktober 2023 akan ada lomba layang-layang lagi. Nanti kategori adu putus atau sambitan. Saya ucapkan terima kasih. Ini luar biasa,” lanjut Gus Arief, sapaan akrab Bupati Blora.
Dalam kesempatan itu, Bupati berharap Festival Layang-layang menjadi penggerak ekonomi dan inspirasi seluruh peserta. Karenanya, ia mengaku ingi mengadakan kegiatan kreatif semacam itu.
“Kita, Insya Allah, akan sering mengadakan event seperti ini. Terima kasih kepada para pendukung dan sponsor serta seluruh panitia yang terlibat. Selamat untuk yang juara. Semoga nanti kita bisa bertemu lagi di lain kesempatan,” ucapnya
Sebagai informasi, jalan alternatif yang digunakan untuk Festival Layang-layang hias merupakan bagian dari rencana pembangunan jalan yang menghubungkan wilayah Kelurahan Beran, Gabus (Kelurahan Mlangsen) dan Desa Kamolan, Kecamatan Blora.
Lokasi festival tersebut belum jadi dan belum pula diresmikan sebagai jalan alternatif. Sehingga para peserta bisa dengan leluasa bermain layang-layang.
Pendaftaran Gratis
Panitia lomba, Aji dalam laporannya mengatakan, peserta festival layang-layang tidak dipungut biaya alias bebas biasa pendaftaran. Kegiatan tersebut berhasil menyedot 233 peserta dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.
“Pendaftaran sudah kami tutup. Jumlah 233 peserta. Nanti persiapan jam 13.00 WIB. Mulai mulai jam 13.00 WIB hingga jam 17.00 WIB. Nanti ada jeda untuk menunaikan salat Ashar,” terangnya.
Ia terangkan, kriteria penilaian meliputi Layangan Hias (bukan layangan naga), bentuk layangan merepresentasikan Blora dengan keanekaragamannya, dapat diterbangkan dan keindahan warna atau keunikan bentuk layangan.
Untuk menilai peserta yang berhak tampil sebagai pemenang sesuai dengan kriteria tersebut, pihaknya telah menunjuk tim juri.
“Para juara mendapatkan hadiah berupa piala Bupati Blora dan uang pelatihan, selain itu juga ada dooprize menarik,” bebernya.
Menurut catatan panitia, peserta yang menyemarakkan kegiatan itu tidak hanya dari Kabupaten Blora saja. Namun terdapat peserta dari luar daerah, antara lain dari Kabupaten Grobogan, Solo dan beberapa kabupaten/kota di Jateng. Sedangkan dari Jawa Timur terdapat peserta dari Kabupaten Bojonegoro dan Tuban.
Menurutnya, Festival Layang-layang hias kali ini mengulangi kesuksesan yang pernah digelar tiga tahun lalu, yakni pada hari Minggu tanggal 6 September 2020. Bahkan, pada penyelenggaraan tahun ini mendapat dukungan dari orang nomor satu di Blora.
“Acara ini dalam rangka Hari Olahraga dan meningkatkan kreativitas masyarakat,” jelasnya.
“Kami atas nama panitia mengucapkan terima kasih kepada Pak Bupati Blora yang telah mendukung terselenggaranya Festival Layang-Layang Hias. Semoga nanti acaranya berjalan lancar, tertib dan sukses,” ucapnya.
Adapun pemenang Festival Layang-layang hasil penilaian dewan juri sebagai berikut:
Juara I, peserta dengan nomor undian 53 dari Kelurahan Tegalgunung Blora yang menampilkan layang-layang tiga dimensi Sate Blora.
Juara II, peserta dengan nomor undian 12 dari Kelurahan Beran Blora yang menampilkan layang-layang Barongan.
Juura III, peserta dengan nomor undian 207 dari Kabupaten Tuban, Jawa Timur yang menampilkan layang-layang berukuruan jumbo Arjuna Srikandi.
Juara Harapan I, peserta dari Kelurahan Mlangsen Blora yang menampilkan layang-layang tiga dimensi Becak.
Juara Harapan II, peserta dari Kecamatan Kunduran yang menampilkan layang-layang hias tokoh wayang Semar.
Juara Harapan III, peserta dari Desa Jeruk Kecamatan Randublatung Blora yang menampilkan layang-layang gaga bersayap.
Pantauan di lokasi, para peserta tidak surut semangat dengan cuaca yang panas. Mereka dengan antusias luar biasa menerbangkan dan memainkan layang-layang di bawah terik matahari..
Kegiatan tersebut terbukti mampu menyedot ribuan penonton. Mereka pun tak peduli panasnya matahari. Praktis hal itu membuka peluang bagi penjual makanan dan minuman untuk mengais rejeki. (*)
Penulis: Lilik Yuliantoro
Editor: Ahmad Rifqi Hidayat