Dikeroyok Kementerian, Desa Talaga di Banten Berubah Mendadak Jadi Desa Maju

Dikeroyok Kementerian, Desa Talaga di Banten Berubah Mendadak Jadi Desa Maju
Dikeroyok Kementerian, Desa Talaga di Banten Berubah Mendadak Jadi Desa Maju. Foto: dokumentasi

Lingkar.co – Seluruh warga Desa Talaga yang terletak di Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang, Banten sungguh beruntung dikeroyok program yang diinisiasi oleh Kementerian Sosial (Kemensos). Desa yang semula kumuh ini berubah drastis menjadi desa maju.

Transformasi desa ini dimulai dari kerja bakti membersihkan sungai sepanjang 1,5 kilometer yang dipimpin Menteri Sosial Saifullah Yusuf bersama Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto pada Desember 2024 lalu, Talaga kini menjelma jadi model pemberdayaan desa berbasis kolaborasi lintas kementerian dan masyarakat.

“Kami ingin Desa Talaga menjadi desa mandiri dan sejahtera,” kata Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Kemensos, Mira Riyati Kurniasihbdalan siaran persnya yang dilansir pada hari Rabu (21/5/2025).

Ia menerangkan, Kementerian Sosial (Kemensos) memulai inisiatif untuk mengubah desa dengan rehabilitasi kawasan kumuh dan program pemberdayaan ekonomi warga. Fokus perubahan dimulai dari pertanian, perikanan, bank sampah ‘Rupiah’ hasil kolaborasi dengan Yayasan Kumala, hingga pembangunan delapan fasilitas MCK Komunal bersama Human Initiative.

Tidak hanya itu, kementerian juga memberikan program sembilan unit Rumah Sejahtera Terpadu dan 13 rumah kolaborasi bersama YPP SCTV-Indosiar. Untuk mendukung sanitasi, Kemensos membangun 60 unit MCK dan 25 septic tank.

Mira, mengakui transformasi Desa Talaga tidak bisa lepas dari kerja keras dan bantuan berbagai pihak. Oleh sebab itu dirinya berharap nantinya Desa Talaga dapat menjadi contoh bagi daerah lain.

Kemensos tak sendiri, sedikitnya ada enam kementerian di bawah Kemenko Pemberdayaan Masyarakat (PM). yang melakukan kunjungan kerja di desa tersebut. Adapun tujuh kementerian yang bersinergi adalah Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Sosial, Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementerian Koperasi, Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, serta Kementerian Ekonomi Kreatif.

Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Daerah Tertentu Kemenko PM Abdul Haris pada kesempatan itu menegaskan pentingnya kerja kolektif untuk menyelesaikan kemiskinan struktural.

“Tugas utama kami adalah mengentaskan kemiskinan. Karena itu, tujuh kementerian ini harus solid dan bergerak bersama,” katanya.

Atas program keroyokan kementerian, warga desa Talaga menyambut baik perubahan di desanya. Banyak di antara mereka yang kini memiliki akses air bersih, toilet layak, dan peluang usaha. Perubahan fisik pun disertai dengan tumbuhnya harapan.

Kepala Desa Talaga, Embay Solihin mengungkapkan rasa syukur atas dampak positif yang dirasakan warganya. “Dulu sungainya kumuh, sekarang sudah bersih. Anak-anak pun senang bisa mandi di sungai. Desa kami kini lebih asri, indah, dan warga menjadi lebih produktif,” kata Embay.

Sementara itu, Asnawati, penerima bantuan Rumah Sejahtera Terpadu (RST), merasa terharu. Ibu empat anak ini mengaku tidak menyangka rumahnya yang rusak parah telah diperbaiki.

“Atapnya bocor, tembok retak, kalau hujan takut tidur. Sekarang alhamdulillah, atap, tembok, dapur, dan kamar mandi sudah diperbaiki. Saya sangat bersyukur,” tuturnya dengan mata berkaca-kaca.

Pada kesempatan itu, juga digelar dialog interaktif antara warga dengan perwakilan kementerian. Dialog ini jadi forum aspirasi agar berbagai program tidak berhenti di Talaga, tetapi menyebar ke desa-desa lain. (*)

Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat