Berita  

Dikukuhkan Sebagai Perempuan Berpusaka, Sundari: Jas Merah!

Ketua Perempuan Berpusaka, Sundari Marutohening / LINGKAR.CO/Muhammad Nurseha
Ketua Perempuan Berpusaka, Sundari Marutohening / LINGKAR.CO/Muhammad Nurseha

SEMARANG, Lingkar.co – Sundari Marutohening pada saat acara pameran cagar budaya yang terlupakan di Kabupaten Semarang dikukuhkan sebagai Ketua Perempuan Berpusaka. Dalam acara tersebut, Ibu Sundari berharap kepada seluruh masyarakat untuk selalu mengingat sejarah.

“Jas Merah! Jangan sampai melupakan sejarah. Indonesia ini terbentuk dari sejarah, tokoh-tokoh dan hal lain yang harus selalu diingat. Karena bangsa yang kuat, negara yang hebat itu yang menghargai jasa para pahlawan. Mengetahui sejarah-sejarah negaranya,” katanya pada Lingkar.co, Jumat, (3/6/2022).

Ibu Sundari juga berharap, pemerintah Kabupaten Semarang memberi perhatian lebih terhadap benda-benda bersejarah yang ada di Kabupaten Semarang.

Hijau-Minimalist-Ucapan-Selamat-Sukses-Kiriman-Instagram-3

Terutama cagar budaya seperti gedung bersejarah, candi-candi, pusaka, yang ada di Kabupaten Semarang.

“Sudah sewajarnya dan selayaknya, pemerintah memberikan perhatian lebih kepada benda atau tempat yang bersejarah. Kita kan punya banyak cagar-cagar budaya seperti yang sekarang jadi lapas itu juga kan tempat bersejarah. Gedong Songo, Museum Kereta Api Ambarawa dan masih banyak lagi. Jadi saya ingin pemerintah punya perhatian lebih agar tetap bisa dilestarikan,” katanya.

Sebagai Ketua Perempuan Berpusaka, istri Ketua DPRD Kabupaten Semarang tersebut berharap, perempuan harus menjadi sosok empu atau ahli dalam berbagai  hal. Terutama kesenian, agama, dan budaya untuk keluarga.

Png-20230831-120408-0000

Dengan demikian, seorang perempuan sejatinya adalah seorang pembelajar kehidupan dengan keahliannya sehingga menjadi tempat berdiskusi dan menciptakan keluarga yang harmonis.

Lebih lanjut, perempuan sebagai sosok ibu memiliki peran penting dalam merawat nilai kehidupan yang baik.

Dalam sisi ini, perempuan mempunyai tanggung jawab dalam mendidik dan menularkan kepada generasi selanjutnya, yaitu cinta kasih kepada Tuhan, sesama dan seluruh ciptaan.

“Perempuan harus berperan penting untuk menjadi panutan anak cucu kita. Harus selalu mengajarkan cinta dan kasih kepada Tuhan-nya, kepada sesama dan seluruh ciptaan Tuhan,” imbuhnya.

Ibu Sundari juga menjelaskan filosofi perempuan berpusaka merupakan lambang dari perjuangan perempuan. Selain itu juga menyatakan bahwa perempuan merupakan sosok gagah pemberani dan penuh cinta kasih.

Penulis : Kharen Puja Risma

Editor : Muhammad Nurseha

Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *