Dintanpan Rembang Pastikan Kesiapan Maksimal Jelang Idul Adha 2025

Subkoordinator Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan Kesmavet). Foto: Fikri Musoffa/Lingkar.co
Subkoordinator Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan Kesmavet). Foto: Fikri Musoffa/Lingkar.co

Lingkar.co – Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang menyatakan kesiapan penuh dalam menyambut Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah/2025. Komitmen ini diwujudkan melalui serangkaian pembekalan intensif bagi para petugas lapangan serta penerapan strategi pengawasan yang ketat guna memastikan hewan kurban dalam kondisi sehat dan layak dikonsumsi.

Rapat pembekalan strategis digelar dengan sukses di aula Dintanpan Rembang pada Senin (26/5/2025). Pertemuan ini dipimpin oleh Dian, Subkoordinator Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan Kesmavet). Hadir sebagai peserta utama adalah jajaran pegawai bidang peternakan dan petugas inseminasi buatan (IB) yang nantinya akan diterjunkan langsung ke lapangan untuk pengawasan.

Dalam kesempatan tersebut, Dian menjelaskan tahapan pengawasan yang akan dilakukan. “Mulai tiga hari menjelang Idul Adha, tepatnya pada Senin, 3 Juni, petugas akan intens melakukan pemeriksaan ante-mortem terhadap calon hewan kurban. Sedangkan pada Hari-H, pemeriksaan post-mortem akan dilaksanakan langsung di lokasi penyembelihan,” ujarnya.

Dian juga menegaskan bahwa kualitas daging menjadi fokus utama dalam pengawasan. Ia menyarankan agar saat pembagian daging kurban dilakukan pemisahan yang jelas antara daging, jeroan merah, jeroan hijau, dan tulang untuk menjaga kebersihan dan higienitas.

Baca juga: Diduga Korupsi Dana Desa Rp530 Juta, Kades Kertosari Kendal Ditahan Kejari

Selain itu, Dian mengingatkan pentingnya menerapkan etika penyembelihan yang baik agar hewan tidak mengalami stres, karena kondisi stres dapat memengaruhi kualitas tekstur daging.

“Penyembelihan sebaiknya tidak dilakukan saat hewan sedang stres, misalnya ketika melihat hewan lain disembelih. Stres dapat menyebabkan daging menjadi alot, berwarna hitam, dan mudah membusuk. Sebaiknya hewan diberi tabir agar tetap tenang,” jelas Dian.

Sementara itu, Kepala Bidang Peternakan Dintanpan Rembang, Luluk, memberikan panduan khusus terkait Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

“Jika ditemukan hewan yang terjangkit PMK, penyembelihannya harus dilakukan paling akhir. Meski dagingnya aman dikonsumsi karena PMK tidak menular ke manusia, bagian kepala, kaki, dan jeroan sebaiknya tidak dikonsumsi,” jelasnya.

Luluk juga menekankan pentingnya memperhatikan kesejahteraan hewan (animal welfare) selama proses penyembelihan.

“Cara merobohkan dan menyembelih hewan harus dilakukan dengan benar. Hal ini sangat penting untuk menjaga kualitas hasil kurban yang kita harapkan,” tambahnya.

Menyadari keterbatasan waktu dan jumlah petugas, Dintanpan Rembang terus memperkuat strategi kolaborasi dengan tokoh masyarakat serta koordinasi dengan pemerintah pusat dan Forkopimcam. Langkah ini bertujuan memperluas penyebaran informasi sekaligus mencegah Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS). Sebagai bagian dari upaya pencegahan, vaksinasi PMK telah dilaksanakan sejak awal Mei.

Dian juga menyampaikan harapan agar sosialisasi mengenai kesehatan hewan dan penanganan kurban bisa menjangkau seluruh desa di Kabupaten Rembang. Ia mencontohkan inisiatif beberapa desa yang telah memanfaatkan dana desa dan bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinpermades) untuk mendukung program ini.

Luluk pun menyatakan optimisme bahwa pelaksanaan Idul Adha tahun ini akan berjalan lancar. Ia berharap keresahan masyarakat terkait penyakit pada hewan kurban dapat berkurang secara signifikan berkat pembekalan dan edukasi yang telah diberikan. (*)