Lingkar.co – Jembatan dan tiga kios yang berada di pinggir Sungai Widodaren, Desa Ketitang Wetan, Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati, dibongkar pada Kamis (11/12/2025). Pembongkaran dilakukan setelah bangunan tersebut dinilai menjadi penyebab banjir bandang yang melanda desa pada Rabu (10/12/2025) malam.
Kepala Desa Ketitang Wetan, Ali Muntoha, menjelaskan bahwa jembatan tersebut kerap menjadi tempat tersangkutnya sampah sehingga menghambat arus sungai. Adapun tiga kios yang dibongkar terdiri dari kios isi ulang, kios sembako, dan warung makan.
“Hari ini proses pembongkaran jembatan yang kemarin anjlok dan pembersihan sangrah (sampah) yang tadi malam terbawa arus dan pembersihan ruko-ruko di pinggir jalan karena ini merupakan penyebab utama banjir di desa kami,” ujar Ali.
Ali menambahkan, pembongkaran dilakukan secara gotong royong oleh warga bersama instansi terkait.
“Alhamdulillah hari ini beserta warga dan instansi terkait, kita sama menggandeng tangan untuk proses pembongkaran ini,” jelasnya.
Menurut Ali, pemilik kios telah menyetujui pembongkaran tersebut. Mereka menyadari bahwa keberadaan bangunan itu turut memicu banjir bandang yang terjadi.
“Warga menyadari karena ini merupakan penyebab akhirnya bisa koordinasi dan Alhamdulillah mengizinkan,” ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, banjir melanda Desa Ketitang Wetan, Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati, setelah tanggul Sungai Widodaren jebol pada Selasa (10/12/2025) malam. Limpasan air menerjang area tambak serta permukiman warga, hingga membuat aktivitas produksi garam lumpuh total.
Kepala Desa Ketitang Wetan, Ali Muntoha, mengatakan banjir kali ini termasuk yang paling parah dalam beberapa tahun terakhir.
Menurutnya, sedikitnya delapan gudang garam milik warga terendam dengan ketinggian air lebih dari satu meter. Tak hanya itu, puluhan hektare tambak ikan juga rusak parah dan rata dengan genangan air. Total kerugian pun ditaksir mencapai angka miliaran rupiah.
“Itu berkisar Rp 4 miliar. Terdiri dari gudang garam yang tergenang ada 8 unit dan lokasi tambak ikan ada 20 hektare itu rata dengan banjir. Ikan hilang hanyut,” jelasnya. (*)








