Lingkar.co – Kabupaten Grobogan disebut sebagai wilayah penghasil jagung terbesar di Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Grobogan Sunanto, Kamis (29/2/2024).
Ia mengungkapkan total luas lahan jagung di Grobogan sekura 150 ribu hektare. Dengan kebutuhan benih yang diperlukan oleh para petani sebanyak 2 ribu ton bibit jagung.
“Kalau kita nominalkan, sekitar di angka Rp 200 miliar untuk benih jagung di Kabupaten Grobogan,” ujarnya.
Ia juga mengatakan lahan pertanian terutama milik perhutani atau lahan-lahan sekitar hutan mayoritas ditanami jagung.
“Sehingga, penanaman yang pertama atau saat bukaan hutan misalnya, yang harus ditanam adalah jagung, karena hubungannya dengan ketersediaan air,” jelasnya.
Menurutnya, produksi jagung di Kabupaten Grobogan setiap tahunnya terus mengalami peningkatan.
“Untuk produksi jagung sendiri setiap tahun ada peningkatan. Untuk saat ini tahun 2023 di kisaran 850 ribu ton,” katanya.
Meskipun lahan yang dimiliki terbatas, pihaknya terus mendorong para petani untuk melakukan inovasi. Termasuk juga dalam peningkatan varietas.
“Sehingga dengan luas lahan yang istilahnya terbatas, peningkatan produksi hanya dengan adanya produk dari varietas baru yang lebih tinggi produktifitasnya,” tandasnya.
Sementara itu, Bupati Grobogan Sri Sumarni melalui Asisten II Heru Dwi Cahyono mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Grobogan selalu mendukung sektor pertanian di Kabupaten Grobogan. Supaya dapat menjaga ketahanan pangan, tidak hanya di Grobogan, namun juga secara nasional.
“Di mana Kabupaten Grobogan menjadi salah satu lumbung jagung nasional dan tertinggi di Provinsi Jawa Tengah,” ujarnya.
Ia mengatakan saat ini harga jagung di pasaran sekira Rp 4.500 sampai 5.200 per kilogram. Harga ini bisa jadi yang tertinggi yang pernah dirasakan oleh petani.
“Semoga harga jagung tetap stabil, agar dapat memberikan banyak kebaikan bagi para petani untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomiannya,” harapnya. (*)
Penulis: Miftahus Salam