Lingkar.co – Acara tahunan yang sudah lama hilang akibat covid19, Pasar Dugderan kembali digelar di Kota Semarang, dalam rangka menyambut bulan Ramadan 1444 Hijriyah.
Dita, salah seorang warga Semarang mengaku rindu dengan suasana jelang Ramadan tersebut. Setelah mengetahui adanya Pasar Dugderan, ia pun mengajak keluarganya untuk datang ke acara tersebut.
“Dugderan kan khasnya Semarang. Kangen sudah lama tidak ada dugderan,” ujarnya, saat ditemui wartawan lingkar.co, Senin (13/3/2023).
Ia mengatakan, Pasar Dugderan kali ini berbeda dari sebulumnya, karena kali ini Kota Semarang sudah ada alun-alun baru.
Menurutnya, hal yang dirindukan adalah wahana maupun mainan tradisional, yang hanya dijuaal saat perayaan sebelum lebaran.
“Dulu kan tidak ada alun-alun, kalau sekarang ada alun-alun jadi kelihatan lebih ramai,” katanya.
Selain itu, Warga Gajah Semarang, Kamal juga mengaku rindu dengan Pasar Dugderan. Ia pun sangat senang Pasar Dugderan kembali digelar.
Menurutnya, selain menjadi hiburan bagi masyarakat, tradisi ini juga membuat UMKM kembali bangkit.
“Yang paling diburu bagi saya itu mainan kapal-kapalan. Itu yang dicari tiap dugderan,” ucapnya.
Tak hanya disambut baik oleh kalangan masyarakat, para pedagang pun mengaku senang kembali digelarnya Pasar Dugderan.
Pedagang kapal otok-otok, Heri mengatakan, sejak dua hari ini dibuka sudah banyak pembeli yang datang. Dia berharap, Pasar Dugderan bisa terus dibuka setiap tahun menjelang Ramadan.
“Mudah-mudahan ada terus. Sudah tiga tahun tidak ada. Begitu ada, alhamdulillah, kapal otok-otok banyak yang nyari,” paparnya.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang, Nurkholis mengatakan, ada 165 lapak pedagang dugderan, seperti, lapak kuliner, pakaian, mainan, hingga wahana permainan.
Jam operasional pedagang dibuka dari pukul 09.00 WIB- 21.00 WIB.
“Tentunya pedagang dapat menyesuaikan dengan aturan buka tutupnya dari pemerintah Kota Semarang,”
Terkait pengaturan lalu lintas di sekitar area dugderan, pihaknya berkolaborasi dengan panitia dugderan, seperti OPD terkait, Kepolisian, TNI, Persatuan Pedagang Jasa Pasar (PPJP), Persatuan Pedagang Jasa (PPJ), dan Masjid Agung Semarang (MAS) atau Kauman.
“Guna menyemarakan suasana Ramadhan, kami akan menggelar rangkaian lomba masak dan rebana yang diikuti oleh para pedagang,” imbuhnya.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, Pasar Dugderan digelar untuk mengembalikan kondisi perekonomian Kota Lunpia pasca pandemi Covid-19.
Dia ingin Pasar Dudgeran bisa tertata rapi sehingga memberikan kenyamanan bagi pengunjung.
“Jangan ada yang di Pemuda, jadi di Agus Salim saja. Ini pemberdayaan masyarakat tapi harus rapi. Apapun, kota ini semakin ke depan semakin seimbang. Kami support pelaku usaha tapi kotanya juga bersih,” jelasnya.
Ke depan, dia ingin tradisi ini menjadi sebuah Festival Dugderan yang lebih meriah. Dia berharap, rangkaian kegiatan Dugderan bisa menyatu dan memberikan pelayanan kepada masyararakat.
Penulis : Alan Henry
Editor : Kharen Puja Risma
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps