DLH Semarang Gelar Uji Emisi, Targetkan 1.500 Kendaraan dalam Tiga Hari

Petugas uji emisi dari DLH Kota Semarang lakukan pengecekan kendaraan di Terminal Mangkang. (dok Istimewa)
Petugas uji emisi dari DLH Kota Semarang lakukan pengecekan kendaraan di Terminal Mangkang. (dok Istimewa)

Lingkar.co – Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) melaksanakan kegiatan uji emisi kendaraan bermotor di Halaman Mal Pelayanan Publik (MPP) Terminal Mangkang, Selasa (8/7/2025). Program ini berlangsung selama tiga hari, dengan target 500 kendaraan per hari.

“Kita akan lakukan uji emisi selama tiga hari dengan menyasar kendaraan yang melintas. Hari pertama (kemarin, red) di MPP, nanti jadi kedua di Eks Wonderia dan terakhir di Gedung Gris,” ujar Kepala DLH Kota Semarang, Arwita Mawarti.

Pihaknya menyebut, kegiatan lanjutan dijadwalkan berlangsung di Eks Wonderia pada Rabu (9/7) dan Gedung Gris, Pedurungan pada Kamis (10/7).

Arwita menjelaskan bahwa uji emisi ini menargetkan total 1.500 kendaraan bermotor, baik berbahan bakar bensin maupun diesel. Pengujian dilakukan menggunakan alat khusus untuk mengukur kadar karbon monoksida, salah satu penyumbang utama gas rumah kaca.

“Per pelaksanaan 500 kendaraan, targetnya 1.500. Kita cek kendaraan yang melintas apakah ramah lingkungan atau malah menyumbangkan emisi gas rumah kaca,” bebernya.

Ia menambahkan bahwa kendaraan bermotor, termasuk mobil dan truk, menjadi penyumbang signifikan terhadap emisi karbon di Kota Semarang. Bagi kendaraan yang tidak lolos uji emisi, disarankan melakukan servis rutin guna memastikan gas buang lebih aman bagi lingkungan.

“Sementara untuk kendaraan yang tidak lolos uji emisi, disarankan untuk melakukan servis rutin supaya gas buangnya aman atau ramah lingkungan,” ujarnya.

Sebagai bentuk apresiasi, DLH memberikan bibit tanaman kepada pemilik kendaraan yang telah mengikuti uji emisi. Bibit tersebut diharapkan bisa ditanam di sekitar rumah atau pekarangan untuk mendukung pelestarian lingkungan.

“Karena dari data yang ada cakupan Ruang Terbuka Hijau (RTH) kita belum di angka 20 persen, harapannya masyarakat bisa menyumbang cakupan dari RTH ini,” pungkas Arwita. ***