DPC PPP Kota Palu Sebut Pernyataan Plt Ketum Lukai Kader, Tak Layak Memimpin Kembali

Ketua DPC PPP Kota Palu, Shauqi Husen Maskati alias Oky Maskati dalam sebuah kesempatan. Foto: dokumentasi
Ketua DPC PPP Kota Palu, Shauqi Husen Maskati alias Oky Maskati dalam sebuah kesempatan. Foto: dokumentasi

Lingkar.co – Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kota Palu, Shauqi Husen Maskati alias Oky Maskati pernyataan Plt Ketum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP Muhammad Mardiono menyakiti hati kader di bawah. Sebab, kata dia, Mardiono terkesan lepas diri dari tanggung jawab sebagai Plt Ketum yang gagal mendudukkan kader di DPR RI pada pemilihan legislatif 14 Februari 2024 lalu.

Oki menilai tidak perlu menyalahkan orang lain atau mencari kambing hitam melihat fakta PPP gagal memiliki wakil rakyat di Senayan. Kesalahan itu harus dikembalikan kepada mekanisme suksesi semua pimpinan di berbagai tingkatan, terutama di tingkat pusat (DPP).

“Ketua umumnya, jangan buru-buru sudah mengatakan ini bukan tanggung jawab saya, bukan saya yang gagal. Nah, ini sangat melukai kami yang ada di daerah,” tukasnya saat dikonfirmasi terkait wacana calon ketua umum yang bakal maju dalam Muktamar PPP, Selasa (10/6/2025).

Sejurus dengan hal itu, ia menilai sosok seperti Mardiono tidak layak kembali memimpin ppp. Bahkan dirinya tidak segan menyebut perilaku tersebut menunjukkan minimnya pengetahuan organisasi dan politik. “Nah, orang-orang seperti ini tidak bisa lagi memimpin PPP, gak ngerti organisasi berarti dia, dan ini bukan tokoh, orang-orang seperti ini ndak layak dipilih kembali,” tandasnya.

Melihat hasil suara dalam Pileg 2024 untuk Caleg RI, dirinya juga menegaskan PPP tidak boleh lagi dipimpin oleh sosok yang ada saat ini. Harus pemimpin baru, yang mampu bersaing dan mensejajarkan partai ka’bah dengan partai besar lain.

Menurutnya, PPP membutuhkan pemimpin yang mendongkrak popularitas dan elektabilitas partai, serta mampu mendukung perjuangan PPP secara finansial. “Ini perlu pemimpin yang supporting, perlu perjuangan, perlu kerja keras untuk membangkitkan semangat kader dan umat Islam untuk kembali ke rumah besar ini bahwa PPP masih ada di hati umat Islam ada di hati rakyat Indonesia,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan bahwa PPP merupakan rumah besar bagi umat Islam Indonesia, bukan hanya Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. PPP merupakan saluran aspirasi politik persatuan dari berbagai ormas Islam. Untuk itu, ia berharap tidak perlu ada kubu atau faksi yang membuat partai terkotak dan merugi saat kontestasi.

“Jangan terlalu fanatis kepada kelompok tertentu, PPP merupakan gabungan dari beberapa ormas Islam. Ingat PPP ini gabungan dari beberapa unsur, semua harus dirangkul,” tegasnya.

Untuk itu, dirinya ingin sosok yang terpilih sebagai ketua umum pada Muktamar X PPP adalah sosok pemersatu umat, seorang negarawan yang disegani masyarakat dan memiliki jaringan luas untuk membesarkan kembali partai yang lahir di era orde baru ini. “Di internal ada Plt Ketum dan sekjen Gus Arwani. Kami melihat mereka masih malu-malu,” ungkapnya.

Di lain sisi, dirinya menyambut baik munculnya nama-nama populer dari luar PPP yang dirumorkan bakal maju dalam muktamar. Menurut dia itu hal yang wajar, sah-sah saja asalkan benar-benar siap berjuang bersama kader di daerah. Dirinya bahkan berharap untuk dipastikan terlebih dahulu niatnya masuk ke PPP. Jangan sampai tersiar kabar menolak masuk saat sudah santer disebut sebagai salah satu kandidat caketum. “Maka jika ada aturan yang tidak memungkinkan hal itu, kita ubah, tidak masalah,” tegasnya.

Secara garis besar, bagi dirinya calon ketum harus memiliki kriteria negarawan dengan kekuatan jaringan dan kuat secara finansial. “Tokoh negarawan yang disegani dan memiliki jaringan luas. Punya dana dan siap berinvestasi dan siap bertarung. Selain itu, dia bisa menyatu dengan PPP, berkomitmen dengan nilai-nilai Islam, nilai-nilai perjuangan PPP,” urainya. (arh)