Site icon Lingkar.co

DPD Pati Casytha Ajak Seluruh Elemen Berantas Stunting

Stunting di Pati

Anggota DPD RI Casytha Arriwi saat berbagi tips penanganan stunting di Posyandu Desa Dadirejo Kecamatan Margorejo, Pati, Rabu (9/2). (Istimewa/Lingkar.co)

PATI, Lingkar.co – Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Casytha Arriwi Kathmandu mengajak seluruh elemen untuk berantas stunting. Ia menilai, kerja sama seluruh pihak merupakan solusi terbaik untuk menuntaskan stunting semaksimal mungkin.

“Meski tidak signifikan, kami turun di sini dengan harapan dapat membantu melawan stunting,” terang perempuan yang akrab dengan panggilan Sytha saat meninjau Posyandu di Desa Dadirejo, Kecamatan Margorejo, Pati, Rabu (9/2). Dalam kesempatan itu dia juga turut memberikan bantuan makanan pendamping bagi balita.

Sytha mengungkapkan, gerakan untuk melawan stunting saat ini relatif cukup baik. Namun demikian, dia berharap baik kabupaten, provinsi maupun tingkat pusat dapat bersama-sama dalam menangani stunting.

Pemkab Kendal Siapkan Generasi Tangguh untuk Perangi Stunting

“Harapannya agar desa-desa terpencil juga bisa terangkul. Apalagi Jawa Tengah memiliki wilayah yang luas sekali. Jumlah desa di Jateng termasuk yang terbanyak. Di atas 7.000 desa. Pekerjaan kita masih banyak,” terangnya.

Sytha berharap, terjalin gotong royong dalam mengeroyok stunting. Dia juga berharap kegiatan di Posyandu dapat lebih digalakkan lagi. Terlebih posyandu menjadi garda terdepan kesehatan di masyarakat.

“Stunting salah satu faktornya disebabkan karena gizi yang tidak terpenuhi dengan baik. Oleh karenanya, dampaknya macam-macam termasuk stunting,” imbuhnya.

Baginya stunting menjadi persoalan bagi generasi penerus. Perang melawan stunting menurutnya memang tidak secara langsung dirasakan saat ini, tapi begitu penting untuk masa depan. “Kalau generasi muda tidak sehat, bagaimana nanti di masa mendatang,” ujarnya.

Sementara itu Kepala Desa Dadirejo, Sukarjo mengungkapkan, upaya penanganan stunting memang menjadi salah satu prioritas dalam progam kerja desa tersebut. Dia bersyukur kasus stunting di wilayahnya dapat turun setiap tahunnya.

“Dulu saat awal menjabat sekitar 200-an. Namun sekarang tinggal 120-an. Kami memang memiliki sejumlah program untuk menekan stunting di desa. Termasuk posyandu untuk balita,” pungkasnya. (Lingkar Network | Lingkar.co)

Exit mobile version