Lingkar.co – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), optimis bisa mengusung sang Ketua Umum, Muhaimin Iskandar, sebagai capres pada Pilpres 2024.
Rasa optimisme mencuat setelah melihat hasil survei terbaru PolMark Indonesia, yang menempatkan Muhaimin Iskandar, dalam lima besar capres potensial.
Terlebih, pencapresan Muhaimin Iskandar atau Gus Muhaimin merupakan mandat Muktamar PKB pada 2019 di Bali.
Hal tersebut ditegaskan Wakil Ketua Umum (Waketum) PKB, Jazilul Fawaid, dalam keterangan tertulisnya kepada Lingkar.co, Jumat (31/3/2023).
Ia juga bersyukur, hasil survei PolMark Indonesia, nama Gus Muhaimin telah masuk lima besar elektabilitas capres.
Bahkan dalam survei tersebut, kata dia, Gus Muhaimin masuk dua besar untuk elektabilitas capres berlatar belakang Ketum parpol setelah Prabowo Subianto.
”Hasil survei ini memberikan suntikan semangat seluruh kader dan pengurus PKB untuk semua tingkatan agar bekerja lebih keras lagi,” ucap Jazilul.
“Tujuannya agar nama Gus Muhaimin bisa berada di kertas suara pencapresan pada Pilpres 2024 mendatang,” sambungnya.
Merujuk hasil survei tersebut, Jazilul sangat optimis bisa mengusung Gus Muhaimin sebagai capres atau minimal cawapres.
“Saya sebagai Waketum pemenangan berpikir ulang bahwa Pak Muhaimin layak dan punya elektoral jadi capres,” tegasnya.
”Gus Muhaimin akan memberikan efek ekor jas jika beliau menjadi capres,” sambungnya.
Oleh karena itu, kata Gus Jazil, PKB harus sesuai keputusan Muktamar Bali untuk mengawal dan mengusahakan Gus Muhaimin sebagai capres.
“Maka, sebelum ada janur melengkung, PKB harus sesuai keputusan Muktamar Bali untuk terus mengawal dan mengusahakan Gus Muhaimin sebagai capres,” ujarnya.
Koalisi PKB-Gerindra
Lebih lanjut, Gus Jazil, mengatakan bahwa saat ini, PKB berada dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) bersama Partai Gerindra.
Dia mengatakan, salah satu poin dalam kesepakatan tersebut, adalah nama capres-cawapres ditentukan oleh kedua ketum parpol, yakni Gus Muhaimin dan Prabowo Subianto.
”Dalam hal ini, posisi Gus Muhaimin dengan Pak Prabowo setara,” ucap Wakil Ketua MPR RI, itu.
Jika merujuk hasil survei PolMark, menurutnya, PKB-Gerindra tidak menemukan kendala terkait penentuan pasangan calon (paslon) Pilpres 2024.
”Hasil survei ini bisa mempercepat kalau koalisi ini akan diteruskan,” kata Gus Jazil.
Ia lantas menegaskan, kedua pimpinan partai politik itu merupakan pemilik mandat mengumumkan paslon untuk diusung KKIR pada Pilpres 2024.
“Kan menganalisis kira-kira kapan waktu diumumkan, karena koalisi yang lain belum mengumumkan pasangannya,” ujar Gus Jazil.
Sementara itu, diakuinya, Ijtima Ulama mendorong PKB agar koalisi segera mengumumkan paslon lebih awal.
“Ini ulama ya, bukan politisi ya. Beda cara pandangnya,” kata Gus Jazil.
Survei PolMark Indonesia
Sebagaimana diketahui, Kamis (30/3/2023), PolMark Indonesia, merilis hasil survei terbaru terkait elektabiitas capres.
Hasilnya, posisi lima besar capres menempatkan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, di posiis pertama dengan 22,8 persen.
Prabowo Subianto, di urutan kedua dengan 17,4 persen, dan Anies Baswedan, 13,9 persen, berada di posisi ketiga.
Kemudian, ada nama Ridwna Kamil, di posisi keempat dengan 5,2 persen. Dan kelima, Gus Muhaimin, 4,8 persen.
Lalu, ada Menparekraf, Sandiaga Uno, 2,0 persen, Ketua DPR RI, Puan Maharani, 1,7 persen.
Kemudian, Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), 1,7 persen, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, 1,3 persen.
Selanjutnya, mantan panglima TNI Andika Perkasa, 1,1 persen, Menteri BUMN, Erick Thohir, 1,0 persen, mantan Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, 0,9 persen.
Terakhir, Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, 0,7 persen, Kepala BIN Budi Gunawan, 0,2 persen, dan tokoh lain, 0,4 persen.
Survei digelar pada rentan waktu 23 Januari-19 Maret 2023, dan satu survei pendahuluan pada 26 Oktober-3 November 2022.
“Margin of error dari agregat survei +/- 0,4 persen,” kata Direktur Eksekutif Polmark Indonesia, Eep Saefulloh Fatah.
Dia mengatakan, survei berlangsung di 77 daerah pemilihan (dapil), dengan jumlah responden masing-masing dapil 800 responden dan 1 survei melibatkan 880 responden.
“Secara keseluruhan agregat terdapat 62.480 responden yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dengan menggunakan multi state random sampling,” ucap Eep.
Dia mengatakan hasil survei tersebut, tidak menggambarkan situasi elektoral pada 14 Februari 2024 nanti.
“Mereka yang elektabilitasnya masih kecil bisa membesar yang besar bisa mengecil karena masih ada rentan waktu 10 bulan lagi,” ujar Eep.
Karena menurutnya, masih ada 24,9 persen responden yang belum memutuskan sosok capres pilihannya.
“Sejumlah tokoh lain tidak ditampilkan karena (elektabilitasnya) di bawah itu. Lalu kemudian undecided voters 24,9 persen,” pungkas Eep.*
Penulis: M. Rain Daling
Editor: M. Rain Daling