Empati Korban Bencana, Bupati Batang Tiadakan Pesta Tahun Baru

Bupati Batang, M. Faiz Kurniawan. Kolase foto: Lingkar.co
Bupati Batang, M. Faiz Kurniawan. Kolase foto: Lingkar.co

Lingkar.co – Bupati Batang M Faiz Kurniawan menyatakan Pemerintah Kabupaten Batang memastikan tidak akan menggelar pesta kembang api maupun perayaan malam pergantian tahun 2026.

Kebijakan itu diambil sebagai bentuk empati terhadap para korban bencana alam yang terjadi di sejumlah wilayah Indonesia.

Bupati Faiz mengatakan, perayaan malam tahun baru tahun ini akan diganti dengan kegiatan dzikir dan doa bersama sebagai wujud keprihatinan serta solidaritas bagi warga terdampak bencana di Aceh, Sumatera, dan daerah lain.

“Iya nanti gantinya kita gelar doa bersama,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Jum’at (12/12/2025).

Ia juga mengimbau, masyarakat untuk tidak mengadakan pesta kembang api maupun hiburan berlebihan. Menurutnya, kondisi bencana yang menyebabkan banyak keluarga kehilangan tempat tinggal maupun anggota keluarga harus menjadi perhatian bersama.

“Perayaan yang berlebihan tentu kurang relevan ketika saudara-saudara kita sedang tertimpa musibah,” tegasnya.

Sementara itu, Kapolres Batang AKBP Edi Rahmat Mulyana menilai pesta kembang api maupun petasan tidak relevan dilakukan di tengah situasi bencana yang menimbulkan duka bagi banyak keluarga.

“Kita berharap dan mengimbau masyarakat tidak menggelar perayaan malam tahun baru apalagi dengan cara menyalakan kembang api atau petasan, mengingat saat ini sedang memasuki musim bencana,” harapnya.

Menurut Kapolres, intensitas hujan serta potensi bencana hidrometeorologi masih tinggi di sejumlah daerah. Perayaan malam tahun baru yang dilakukan secara berlebihan dikhawatirkan menimbulkan risiko tambahan.

“Kita harus empati terhadap para korban bencana alam di berbagai daerah termasuk Sumatera. Mereka sedang susah, sedang sedih, maka kita jangan berpesta. Meski memberikan imbauan untuk mengurangi euforia malam pergantian tahun, Polres Batang tetap menyiapkan pengamanan menyambut Natal dan Tahun Baru (Nataru),” jelasnya.

Edi Rahmat memastikan pihaknya telah menyusun pola pengamanan, termasuk mendirikan pos pengamanan (pospam) serta menempatkan personel di titik-titik rawan keramaian.

“Untuk pengamanan Nataru, kami telah menyusun pola pengamanan termasuk mendirikan pospam dan menempatkan personel di titik-titik rawan keramaian. Pengamanan akan disesuaikan dengan dinamika situasi di lapangan. Koordinasi lintas sektor dilakukan bersama TNI, BPBD, dan pemerintah daerah untuk mengantisipasi potensi cuaca ekstrem,” terangnya.

Kapolres juga menegaskan, bahwa ancaman banjir, longsor, dan angin kencang menjadi perhatian utama. Pengamanan Nataru tahun ini tidak hanya berkutat pada pencegahan kriminalitas, tetapi juga kesiapsiagaan bencana.

“Kita berharap tidak ada bencana, dan semua aman. Namun jika terjadi sesuatu, tentu Polres bersama TNI, BPBD, dan relawan sudah siap siaga,” ungkapnya.

Ia juga menyebutkan, karakter wilayah Kabupaten Batang yang terdiri dari pesisir hingga pegunungan membuat pola pengamanan harus disesuaikan dengan tingkat risiko di masing-masing daerah.

Kapolres juga meminta masyarakat untuk tetap berhati-hati ketika beraktivitas, terutama pada malam hari dan saat cuaca tidak menentu. Peran masyarakat, kata dia, sangat penting untuk menjaga ketertiban lingkungan.

“Semoga imbauan ini dipahami sebagai bentuk solidaritas bagi korban bencana yang masih membutuhkan dukungan dan doa dari seluruh masyarakat. Kami akan menyesuaikan pengamanan dengan dinamika yang ada. Koordinasi terus dilakukan agar situasi tetap kondusif, baik saat perayaan Natal maupun menjelang pergantian tahun,” pungkasnya.

Dengan imbauan ini, Polres Batang mengajak seluruh masyarakat merayakan akhir tahun secara sederhana dan penuh keprihatinan, tanpa mengurangi kegembiraan menyambut tahun baru dengan cara yang lebih aman dan bijak. (*)