KUDUS, Lingkar.co – Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kudus telah melakukan evaluasi terkait pembelajaran jarak jauh selama pandemi ini.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Disdikpora Kabupaten Kudus, Dian Vitayani Winahyu mengatakan bahwa guru mengalami kesulitan ketika harus menilai sikap siswa selama proses pembelajaran jarak jauh.
“Saat belajar dari rumah, guru agak kesulitan ketika harus menilai sikap siswa. Karena kita memang sedang mengalami keterbatasan tidak bisa bertatap muka secara langsung,” ungkapnya.
Hal ini juga disampaikan oleh Guru SD 3 Demaan, Senen Budiarto. Guru memang mengalami kesulitan menilai sikap siswa karena tidak bisa melihat langsung proses pengerjaan tugas siswa.
“Saat pembelajaran daring, ketika ada tugas – tugas kita tidak tahu apakah itu dikerjakan sendiri atau dibantu oleh orang tua. Kalau di sekolah kita bisa lihat itu murni hasil siswa sendiri,” katanya.
Koordinator Bidang Kurikulum SD Unggulan Muslimat NU Kudus, Muhammad Yazid Fathoni juga menyampaikan hal yang serupa. Ia menyatakan kondisi anak-anak selama PJJ menurun. Meskipun ia mengakui bahwa tugas dari para siswanya tetap dikerjakan.
“Semangat belajar anak menjadi menurun meskipun tugas-tugasnya tetap dikerjakan. Kita menjadi agak sulit menilai sikap siswa,” jelasnya.
Namun, Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Disdikpora Kabupaten Kudus, Dian Vitayani Winahyu menerangkan hal itu tetap harus bisa diatasi oleh para guru supaya dapat mengetahui perkembangan sikap para siswanya.
Kondisi yang penuh keterbatasan ini tetap harus menuntut para guru mencari solusinya. Guru bisa menilai sikap siswa melalui kehadiran siswa selama pembelajaran daring maupun dari tugas-tugas yang diberikan.
“Penilaian sikap itu masih bisa dilakukan dengan melihat kehadiran siswa pada saat zooming atau melalui googlemeet di kelas online. Kemudian saat mengerjakan tugas – tugas apakah tepat waktu dan bagaimana jawaban yang disampaikan. Atau dengan sikap siswa selama belajar daring itu aktif atau tidak,” jelasnya.
Dian menegaskan bahwa, kesulitan inilah yang menjadi bahan pertimbangan supaya dilakukan pembelajaran tatap muka pada semester genap nanti.
Harapannya, pembelajaran tatap muka nanti bisa lebih menilai perkembangan sikap siswa secara menyeluruh.
“Ini menjadi bahan pertimbangan. Kalo nanti pembelajaran tatap muka sudah disetujui oleh semua pihak, diharapkan nanti penilaian sikap itu bisa lebih komprehensif,” pungkasnya. (mg4/pal/aji)
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps