Lingkar.co- Tokoh politik muda Moch Ahmad Faishol Nadjib (Gus Faishol) tak bisa mengelak lagi dihadapan para awak media. Bagaimana tidak pasalnya, panglima santri dari partai berlogo Ka’bah (DPC PPP), kabupaten Blora, Jawa Tengah ini, didapati sedang blusukan ke rumah warga.
Usut punya usut, blusukan yang dilakukan Gus Faishol, pada Jumat malam (02/06/2023) di salah satu rumah warga sekaligus anggota kebudayaan Blora (BKD) yang berada di wilayah kelurahan Sonorejo, kecamatan Tunjungan tersebut, tak lain adalah untuk menyerap aspirasi maupun rembugan (perundingan) tentang kebudayaan yang ada di kabupaten penghasil minyak dan jati ini.
Dihadapan awak media, Gus Faishol yang juga akan mencalonkan diri ke DPR RI ini, mengaku mempunyai visi dan misi khusus untuk kemajuan kebudayaan. Salah satu bocorannya yakni kabupaten Blora sebagai upaya rintisan salah satu Destinasi Wisata Budaya ASEAN.
“Jadi, tadi malam itu, Rembug-an tentang Kebudayaan Daerah Blora. Potensi kebudayaan Blora dalam artian sebenarnya sangat luas. Seperti, Pertanian Peternakan. Tapi Blora juga punya potensi Sastra Budaya yang perlu dilindungi, dikembangkan, dimanfaatkan dan dibina,” ucapnya Sabtu (03/06/2023).
“Selain itu, di sini (Blora) kan, jelas ada situs Jipang Panolan, Janjang, Ngloram, Kubur Batu Bleboh yang potensi kebudayaannya sangat besar,” ucapnya kembali.
Dirinya, pun berkeyakinan, bila event-event Seni dan Sastra selalu digelar di Kabupaten Blora, dengan dibarengi pembangunan infrastruktur transportasi yang menunjang, maka bukan hal mustahil Blora mampu menjadi salah satu Destinasi Wisata ASEAN.

“Dan sekali lagi, peningkatan partisipasi masyarakat pada pengembangan karya sastra, seni, termasuk pencanangan Desa Budaya, Desa Wisata Seni, itu bisa jadi solusi untuk memecahkan benang kusut kebuntuan-kebuntuan komunikasi antara masyarakat dengan Pemerintahan,” ungkapnya.
“Bukan hanya di kalangan umum. Dari kalangan santri-pun juga mulai ada yang bergerak pada dunia seni sastra. Salah satu puteri Kyai di Jiken, Welda Sanavero itu juga sempat menulis prosa Perempuan Yang Memesan Takdir,” ungkapnya kembali.
Menurutnya, peran Dewan Kebudayaan dinilai sangat penting, terutama untuk menyusun Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) Kabupaten Blora.
“Dan ini mendukung pula visi misi Pemkab Blora tentang Kebudayaan. Sedangkan saya, yang saat ini duduk sebagai Anggota DPRD punya peran penting pada supporting system, bagi langkah-langkah yang akan ditempuh oleh Dewan Kebudayaan Blora,” terangnya.
Lebih lanjut, ia juga menyinggung dan menceritakan kembali bahwa sebagaimana yang diketahuinya adanya tokoh sastra Pramoedya Ananta Toer, yang ikut membesarkan nama Blora.
“Kita sebagai generasi milenial ini harus tau bahwa Pramoedya Ananta Toer, secara luas dianggap sebagai salah satu pengarang yang produktif dalam sejarah sastra Indonesia. Pramoedya telah menghasilkan lebih dari 50 karya dan diterjemahkan ke dalam lebih dari 42 bahasa asing,” jelasnya
“Dan pada tahun 2018-2019 pernah diadakan event tingkat nasional yang berkaitan dengan beliaunya,” jelasnya kembali.
Dirinya, pun juga menyinggung kembali dan mengapresiasi reproduktif kalangan aktivis dan seniman-seniman Blora yang beberapa waktu telah sukses menggelar pemeran lukisan, yakni tentang “Sudut Jalanan Blora Tempo Doeloe”, yang di gelar oleh salah satu maestro pelukis Totok Pekik.
“Kita juga punya aktivis-aktivis seni yang kemarin menggelar event lukisan. Ternyata, pameran lukisan yang digelar temen-temen aktivis maupun seniman, itu banyak peminatnya,” tandasnya.
Ia, juga menambahkan, upaya pelestarian kebudayaan memiliki tantangan yang cukup berat di antaranya perubahan zaman yang semakin cepat serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat.
“Suka tidak suka, perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan akan memberikan dampak pada upaya pelestarian budaya. Tantangan ini harus bisa dijawab agar budaya tetap lestari,” katanya.
Ia berharap, kepada Dewan Kebudayaan kabupaten Blora bisa segera menelurkan inovasi-inovasi kebijakan yang nantinya bisa diterapkan untuk mendukung pelestarian kebudayaan.
“Selain memberikan masukan dan pertimbangan kepada pemerintah daerah terkait kebijakan di bidang kebudayaan. Dewan Kebudayaan juga memiliki peran penting dalam memberikan kuratorial kepada kelompok atau obyek kebudayaan yang akan menerima fasilitasi dari pemerintah daerah,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Kebudayaan Blora Dalhar Muhammadun, saat dihubungi via WhatsApp, mengatakan bahwasanya, aktivitas DKB yang sedang berjalan saat ini adalah baru pada tahap kerelawanan sebagai Pendamping Desa Budaya.
“Selain itu kami juga lagi proses updating Pokok-Pokok Pikiran Kebudayaan. Dan untuk kegiatan yang lain masih bersifat tentatif. Ya karena baru dikukuhkan Desember kemarin, jadi belum ada kegiatan terencana yang berkonsekuensi anggaran,” tegasnya.
Penulis: Lilik Yuliantoro