Lingkar.co – Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, M. Ali Wafa atau yang akrab disapa Gus Wafa, mendorong Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk mengembalikan sistem sekolah jenjang SMA sederajat menjadi enam hari belajar dalam sepekan.
Menurutnya, kebijakan lima hari sekolah yang berlaku saat ini berdampak cukup besar terhadap keberlangsungan kegiatan pendidikan keagamaan di tingkat masyarakat, terutama madrasah diniyah (madin) dan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ).
Gus Wafa menilai, penerapan lima hari sekolah membuat banyak siswa kesulitan mengikuti kegiatan di madin atau TPQ karena waktu belajar di sekolah formal yang padat dan pulang terlalu sore. Akibatnya, lembaga pendidikan keagamaan di berbagai daerah mengalami penurunan jumlah santri.
“Sekolah lima hari memang memberi ruang istirahat dua hari, tapi efek sosialnya besar. Banyak madrasah diniyah yang kehilangan murid karena anak-anak sudah lelah atau waktunya berbenturan dengan kegiatan sekolah,” ujar Gus Wafa saat melakukan kegiatan reses di Desa Pengkol, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang, Sabtu (4/10/2025).
Menurut politisi asal Rembang itu, pendidikan agama dan moral di madin serta TPQ justru menjadi pelengkap penting dalam pembentukan karakter siswa. Oleh sebab itu, ia menilai sistem enam hari sekolah lebih seimbang karena tetap memberi ruang bagi siswa untuk belajar ilmu umum di sekolah formal dan ilmu agama di madrasah.
“Kalau enam hari sekolah, sore harinya anak-anak masih bisa mengaji atau mengikuti kegiatan keagamaan. Ini bukan sekadar soal jadwal, tapi soal keberlanjutan pendidikan karakter dan moral,” tegas politisi Partai Persatuan Pembangunan itu.
Gus Wafa berharap Pemprov Jateng bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan segera mengevaluasi kebijakan lima hari sekolah dengan mempertimbangkan aspirasi masyarakat serta kondisi lembaga pendidikan nonformal keagamaan.
“Pendidikan itu tidak hanya soal akademik, tapi juga pembentukan akhlak. Madin dan TPQ punya peran penting di situ, jangan sampai terpinggirkan,” pungkasnya. (*)