Gus Yasin Unggulkan Ekotren, Potensi Tingkatkan Ekonomi

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen. Saat menghadiri rapat koordinasi ekotren di ruang wakil gubernur, Sabtu (3/9/2021). HUMAS PEMPROV JATENG/LINGKAR.CO
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen. Saat menghadiri rapat koordinasi ekotren di ruang wakil gubernur, Sabtu (3/9/2021). HUMAS PEMPROV JATENG/LINGKAR.CO

REMBANG, Lingkar.co – Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen terus menggeber produk-produk unggulan ekotren (ekonomi pesantren) untuk nantinya dapat menembus pasar secara luas dan mampu berkontribusi meningkatkan ekonomi negara.

Hal tersebut, disampaikan usai menghadiri podcast Perpustakaan Cahaya Ilmu Desa Dasun, di Desa Dasun, Rembang, Jumat (3/9).

“Kita ada program Ekonomi Pesantren (Ekotren) yang menjadi salah satu penyumbang pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. Program tersebut juga menjadi langkah pengentasan kemiskinan, mengingat komunitas pondok pesantren (ponpes) sangatlah besar,” kata Gus Yasin.

Pihaknya membuka Toko Santri Gayeng (Tosaga) sebagai wadah bagi pemasaran produk-produk ekotren. Tak hanya para santri, Tosaga juga menjadi media bagi lingkungan sekitar pesantren ikut memasarkan produknya.

Baca Juga:
Gus Yasin Minta Pembaruan Data Kemiskinan, Galakkan Program Satu Desa Binaan Satu OPD

Menurut Gus Yasin, keberadaan Tosaga ini menjadi penting karena selama ini produk ponpes belum terakomodir oleh minimarket, lantaran persyaratan yang rumit. Hal ini sekaligus menjadi sarana bagi ponpes untuk mempelajari manajemen bisnis modern. Sehingga para santri mampu ikut bersaing memenuhi kebutuhan SDM yang berkualitas.

“Yang semula konvensional, menjadi modern dengan mengikuti era 4.0. Sehingga ‘melek teknologi’ dapat terwujud. Bahkan Pemprov Jateng menggandeng e-commerce kelas unicorn dalam pelatihan marketing online,” katanya.

Jumlah Ponpes di Jateng Tempati Urutan Ke-3 Nasional

Lebih jauh, Gus Yasin memaparkan berdasarkan data Kementerian Agama Jateng, jumlah pondok pesantren di Jawa Tengah menempati urutan ketiga nasional dengan jumlah mencapai 4.759 ponpes. Dari jumlah tersebut, lanjutnya, Pemprov Jateng menargetkan 30 persen atau sekitar 1.500 pondok pesantren yang punya produk unggulan.

Ekotren targetkan harus memenuhi segala syarat administrasinya. Misalnya, terkait sertifikat halal, produk ber-SNI, memiliki PIRT, dan memiliki sertifikasi BPOM.

Selain itu, pemerintah juga menyiapkan berbagai pelatihan serta menyediakan kemudahan akses modal dengan bunga rendah. Program ini sebagai angin segar bagi anggota Tosaga. Pasalnya program ini telah menyediakan segala yang kebutuhan.

“Dengan demikian, produk-produk pesantren dapat diterima pasar secara luas. Sehingga nantinya bisa berhasil dan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi negara,” tandasnya.

Penulis: Rezanda Akbar D

Editor: Nadin Himaya