Hadirkan Festival SenengSoccer sebagai Penguatan Ekosistem Sepak Bola Putri sejak Usia 6-8 Tahun

Peserta saat mengikuti Festival Senengsoccer yang digelar di Supersoccer Arena, Rendeng, Kudus, Sabtu (8/2/2025). Foto: Istimewa.

Lingkar.co – Penguatan ekosistem sepak bola putri terus dilakukan sejak usia dini. Oleh karena itu, Djarum Foundation dan Milklife kembali mengadakan turnamen sepak bola putri Milklife Soccer Challenge 2025 yang berlangsung di Supersoccer Arena dan Lapangan Porma, Kudus pada tanggal 5-9 Februari 2025.

Turnamen tahun ini mempertandingkan kategori KU 10 dan KU 12, serta menggelar Festival SenengSoccer untuk KU 8 atau usia 6-8 tahun.

Ajang Milklife Soccer Challenge 2025 diikuti sebanyak total 142 tim, yang terdiri dari total 1.547 siswi di tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Dasar (SD). Sebanyak 100 tim bertanding di Kelompok Umur (KU) 12, dan sebanyak 42 tim di KU 10. Tidak hanya dari Kudus, para peserta berasal dari berbagai daerah sekitar seperti Demak, Rembang, Pati, dan Jepara.

Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin mengatakan penyelenggaraan MilkLife Soccer Challenge – Kudus 2025 merupakan komitmen Djarum Foundation untuk terus menguatkan ekosistem sepak bola putri dari level paling dasar, sehingga harapan meraih kejayaan sepak bola putri di masa depan bisa segera terwujud.

“Sesuai komitmen yang kami janjikan di tahun 2023, Milklife Soccer Challenge ini akan terus digelar berjenjang dan berkelanjutan. Obyektifnya kami ingin sepak bola putri Indonesia mendapat tempat terhormat di persaingan sepak bola putri dunia. Caranya dengan membentuk ekosistem pembinaan yang baik sehingga nantinya akan lahir pemain-pemain bertalenta. Targetnya adalah menjadi dua besar di Asia Tenggara, itu otomatis akan lolos di Piala Dunia,” paparnya.

Sementara itu, kegiatan Festival SenengSoccer dikhususkan untuk siswi usia 6-8 tahun (KU 8), dengan tujuan menumbuhkan rasa gembira dan menyukai permainan sepak bola. Dengan menyasar usia yang lebih dini maka diharapkan dapat menjaga mata rantai regenerasi pesepakbola putri, agar bisa terus bermunculan dan naik ke jenjang selanjutnya.

“Melalui Festival SenengSoccer kami berharap para putri usia 8 tahun ke bawah bisa merasakan dulu asyiknya bermain bola. Tidak perlu ada pertandingan, yang penting mereka tahu bermain sepak bola itu menyenangkan, dan minatnya tumbuh. Dengan melihat tim KU 12 bertanding sepak bola di lapangan yang sama juga akan memotivasi adik-adik untuk bisa menjadi pemain sepak bola mewakili sekolah,” katanya.

Senada, Head Coach MilkLife Soccer Challenge Timo Scheunemann mengatakan pelaksanaan Festival SenengSoccer menjadi tahap awal pengenalan latihan fisik dan teknik dasar dalam bermain sepak bola yang dikemas secara menyenangkan. Para peserta secara individual diajak bermain bola dengan cara melewati tiga macam rintangan yang mencakup latihan lari, ketangkasan, melompat, melempar dan menggiring bola. Peserta dinilai berdasarkan catatan waktu tercepat dalam menyelesaikan semua permainan.

“Festival SenengSoccer merupakan stimulus agar para putri KU 8 mengenal sepak bola. Rintangan yang dibuat sebenarnya latihan koordinasi dari teknik, kecepatan, dan endurance yang terpadu. Ini merupakan kebiasan-kebiasaan baik dalam melatih sepak bola putri dari level paling dasar. Hal terpenting adalah mengenalkan sepak bola, bagaimana cara bermainnya sehingga adik-adik ini bisa bersenang-senang,” ucap Timo.

Selama dua hari penyelenggaraan, Festival SenengSoccer diikuti total 185 peserta yang berasal dari 32 sekolah tingkat MI atau SD dan TK atau KB. Para peserta memulai tantangan dengan berlari zig-zag melewati rintangan, yang dilanjut dengan melakukan lemparan (throw in) ke target. Di tantangan kedua peserta melakukan dribbling bola melalui lintasan berkelok, lalu melakukan tendangan ke arah gawang hingga masuk.

Pada tantangan ketiga, peserta melompat dengan dua kaki secara bersamaan melewati rintangan dan dilanjutkan melakukan shooting ke arah gawang hingga bola masuk. Di tahap akhir, peserta kemudian berlari (sprint) untuk menekan tombol timer selesai.

Fara Arsy Anindita jadi peserta tercepat menyelesaikan permainan dengan waktu 37,50 detik. Siswi kelas 2 dari SD 1 Pedawang itu lincah melumat semua tantangan dengan percaya diri. Dia bahkan jadi satu-satunya wakil sekolahnya di Festival Senengsoccer.

“Aku dari kelas 1 diajak pak guru untuk ikut latihan seminggu sekali. Memang suka, tantangannya mudah dilakukan karena memang sudah sering berlatih,” ucapnya.

Pelatih SD 1 Pedawang Anam Prastyo pun telah melihat potensi Fara sejak duduk di kelas 1, sehingga dipercaya untuk memperkuat tim KU 10 pada MilkLife Soccer Challenge – Kudus Seri 3 2024 pada September lalu. Menurutnya Festival SenengSoccer dapat menjadi pintu masuk para siswi usia lebih dini untuk mengenal tentang sepak bola.

“Dari cara Fara dribbling bola sudah kelihatan memiliki bakat. Festival SenengSoccer KU 8 ini bisa menambah motivasi para siswi untuk ikut, karena ini bukan pertandingan. Jadi memang festival seperti ini merupakan akar bagi para siswi untuk bisa bermain sepak bola yang nantinya berlanjut ke jenjang selanjutnya. Saya harap Festival SenengSoccer bisa sering diadakan,” bebernya. (*)

Penulis: Miftah