Lingkar.co – Harga daging ayam di Kota Semarang dalam sebulan terakhir mengalami kenaikan meski masih berada dalam batas harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp40.000 per kilogram.
Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan dan Stabilisasi Harga Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Semarang, Siti Arkunah, menjelaskan bahwa kenaikan harga daging ayam terjadi secara bertahap. Saat ini harga daging ayam broiler tercatat di kisaran Rp38.000–Rp40.000 per kilogram.
“Naiknya bertahap dan masih sesuai HET. Daging ayam broiler itu HET-nya Rp40.000 per kilo,” kata Arkunah, Senin (22/9/2025).
Menurutnya, terdapat dua faktor utama yang mendorong kenaikan harga ayam. Pertama, melonjaknya harga jagung sebagai bahan baku pakan ayam. Kedua, meningkatnya permintaan masyarakat terhadap daging ayam.
“Jagung itu pakan utama ayam. Kalau harga jagung naik, otomatis harga ayam dan telur ikut terdampak,” ujarnya.
Saat ini harga jagung pakan mencapai Rp6.500–Rp7.000 per kilogram. Kenaikan ini dipicu oleh perubahan pola tanam akibat anomali cuaca, di mana banyak petani beralih menanam padi daripada jagung sehingga pasokan berkurang.
Selain itu, momen tertentu juga mendorong peningkatan konsumsi daging ayam di pasaran. Meski harga naik, Arkunah memastikan stok daging ayam di Kota Semarang masih cukup karena didukung peternak dari wilayah sekitar, termasuk Mijen.
“Stok daging ayam di Kota Semarang cukup. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir soal ketersediaan,” tegasnya.
Meski begitu, ia mengakui bahwa serapan jagung oleh Bulog untuk kebutuhan pakan masih rendah. Hal ini turut berpengaruh pada stabilitas harga di pasaran.
Sebelumnya, sejumlah warga di Pasar Sampangan dan Pasar Peterongan mengeluhkan harga ayam yang bertahan tinggi di kisaran Rp38.000–Rp40.000 per kilogram. Kondisi tersebut membuat sebagian pembeli mengurangi belanja untuk menghemat pengeluaran. ***