Hasil Survei Y-Publica Ungkap Isu Agama Tak Berimbas Dalam Pilwalkot Semarang 2024, Tanggapan Pengamat: Pilwalkot Lebih Berkualitas Jika Adu Gagasan

Pilwalkot Semarang antara Yoyok-Joss Vs Agustus-Iswar. Ilustrasi: Lingkar.co

Dengan demikian, ia menilai angka 59 persen pemilih dari kalangan nasionalis tersebut dipastikan akan terbelah menjadi dua yaitu antara memilih Agustina-Iswar dan Yoyok-Joss. Sedangan 41 persen warga Kota Semarang yang dianggap religius karena masih menjadikan agama sebagai faktor yang mempengaruhi pilihan kandidat wali kota Semarang.

“Rata-rata pemilih PKS, PKB, PAN, PPP akan menjatuhkan pilihannya kepada Yoyok Sukawi dan Joko Sutanto yang dianggap sebagai sesama penganut agama Islam,” jelasnya.

Adib melanjutkan, jika melihat kalkulasi dukungan masyarakat dari faktor agama, maka besar peluang paslon Yoyok-Joss akan lebih unggul. “Memilih seorang kandidat atas dasar kesamaan agama adalah hak warga negara, namun menjadikan pilihan politik atas dasar agama tentu tidak baik bagi pengembangan demokrasi di Indonesia,” tegasnya.

Menurutnya, akan lebih baik jika pemilih lebih menjadikan isu-isu populis yang berkaitan hajat hidup orang banyak sebagai faktor utama dalam menentukan pilihan. Misalnya, akan lebih baik jika masyarakat bisa mengenal visi misi dan program kandidat, track record kandidat, kepribadian kandidat dan mengenali langsung kandidat yang mau bersentuhan dengan masyarakat.

Selain itu, lanjutnya, kandidat juga perlu lebih banyak datang langsung menyapa masyarakat, menyamakan cita-cita perjuangannya dengan harapan masyarakat. Kemudian menggerakkan tim relawan yang massif dan didukung logistik yang memadai. Dengan demikian Pilwalkot akan lebih berkualitas dengan adu gagasan.

“Jika menjadi ajang adu gagasan atau adu konsep untuk memperbaiki kota Semarang sehingga pemilih bisa menentukan pilihan wali kota dengan lebih cerdas untuk kemajuan Kota Semarang,” pungkasnya. (*)

Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat