Lingkar.co – Dalam rangka memperingati Haul Akbar ketiga Mbah Syafi’i Piyoro Negoro, Kampung Dondong, Kelurahan Wonosari, Ngaliyan akan digelar lomba rebana tingkat Jawa Tengah (Jateng), yang memperebutkan hadiah jutaan rupiah.
Panitia Haul Akbar Mbah Syafi’i, Kadar Yanto Mengatakan, lomba ini diikuti 47 peserta dari berbagai daerah di Jateng, seperti Kudus, Pati, Jepara, Semarang, Kabupaten Semarang, Batang, Pekalongan, Tegal dan lainnya dan setiap kelompok peserta wajib membawakan dua lagu klasik all genre non elektrik.
“Karena nuansa Islami yang kental dan sebagai sarana syiar, kami gelar lomba rebana dalam rangka haul Mbah Syafi’i Piyoro Negoro,” katanya, Jumat (18/4/2025).
Dari sejarah yang ada,Konon rebana masuk ke pulau Jawa pada absd ke 13, dibawa oleh Habib Ali bin Muhammad bin Husain al-habsyi. Setelah itu rebana seakan mengakar rumput dan diteruskan oleh para alim ulama di sebagi sarana syiar sampai sekarang.
Menurutnya, lomba rebana ini digunakan untuk meramaikan acara tahunan Haul Mbah Syafi’i Piyoro Negoro, yang merupakan ulama yang menyebarkan islam di Indonesia.
Dari sejarah yang ada, Mbah Syafi’i merupakan tokoh agama yang menyebarkan Islam di Pulau Jawa pada tahun 1600-an. Ia merupakan pendiri Pondok Pesantren Luhur Dondong Wonosari, yang konon merupakan salah satu pondok tertua di Indonesia.
Konon, Mbah Sholeh Darat yang dikenal sebagi guru dari KH Ahmad Dahlan (Pendiri Muhammadiyah), KH Hasyim Asy’ari (Pendiri Nahdlatul Ulama), serta Raden Ajeng Kartini (Pahlawan Emansipasi Wanita) pun sempat belajar agama dengan dengan Mbah Syafi’i.
Sebelumya, haul hanya digelar secara sederhana yakni dengan tahlil dan mengirimkan doa di komplek pemakaman Dondong setiap syawal. Haul kali ini adalah haul ketiga yang digelar secara besar.
“Karena digunakan sebagai penyebaran Islam termasuk oleh Mbah Syafi’i pihak panitia mencoba Nguri-uri rebana klasik, dalam sebuah kompetisi ditingkat Jawa Tengah,” tambah dia.
Selain itu, Kadar Lusman, salah satu tokoh masyarakat menjelaskan, sosok Mbah Syafi’i merupakan salah satu tokoh penyebar Islam di Indonesia dan mendirikan salah satu pondok tertua di Jawa Tengah.
Konon jaman dahulu beliau juga ikut berjuang melawan penjajah,haul kata dia juga akan dimeriahkan pengajian akbar, serta kirab budaya yang digelar Minggu (20/4).
“Beliau ini punya jasa yang besar selain mendirikan pondok dan syiar agama, dulu juga ikut melawan penjajah, jadi wajib hukumnya sebagai generasi muda kita ngur-uri budaya leluhur,” ujarnya.
Pria yang menjabat sebagai Ketua DPRD Kota Semarang ini menjelaskan jika Pemkot Semarang telah menjadikan makam Mbah Syafi’i sebagai destinasi religi di Ibu Kota Jateng.”Harapannya tentu bisa menggerakkan perekonomian masyarakat,” tambahnya.