Indikator Politik: Elektabilitas Ganjar, Prabowo dan Anies Masih Tertinggi

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi. Foto: Tangkap layar YouTube
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi. Foto: Tangkap layar YouTube

Lingkar.co – Indikator Politik Indonesia (IPI) merilis hasil survei nasional terkait tingkat elektabilitas calon presiden (capres) 2024 pilihan publik. Secara umum, hasil survei IPI terhadap dukungan capres cenderung tidak banyak mengalami perubahan, tiga nama besar masih mendominasi.

Ketiga nama tersebut, yakni Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto dan mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, menyebut ketiga nama tersebut selalu bersaing dalam berbagai simulasi yang dilakukan.

Hijau-Minimalist-Ucapan-Selamat-Sukses-Kiriman-Instagram-3

Survei Indikator Politik dengan simulasi 34 capres, kata dia, nama Ganjar Pranowo paling teratas dengan 30,8 persen.

Disusul Prabowo Subianto dan Anies Baswedan, dengan perolehan suara sama, yakni 27,1 persen.

Kemudian, Ridwan Kamil, dengan 6,3 persen, Agus Harimurti Yudhoyono, 1,6 persen, Sandiaga Uno, 1,1 persen, dan Khofifah Indar Prawansa, 1,0 persen.

Png-20230831-120408-0000

Sedangkan, Erick Thohir, hanya 0,9 persen, Puan Maharani, Habib Rizieq Shihab, dan Ustaz Abdul Somad, memperoleh suara yang sama, 0,6 persen.

Lalu disusul, Muhaimin Iskandar, dengan 0,5 persen. Nama Hary Tanoesoedibjo, Susi Pujiastuti, KH. Ma’ruf Amin dan Bahlil Lahadalia, punya suara sama 0,4 persen.

Nama Mahfud MD, 0,3 persen, Andika Perkasa, Tri Rismaharini dan Airlangga Hartarto, memperoleh suara sama, 0,2 persen.

Lalu, ada Surya Paloh dan Gatot Nurmantyo, dengan perolehan suara sama 0,1 persen.

Ahmad Syaikhu, Bambang Soesatyo, Budi Gunawan, Dudung Abdurachman, Muhamad Mardiono, La Nyalla Mattalitti, dapat suara sama 0,0 persen.

Moeldoko, Nadiem Makarim, Salim Segaf Al-Jufri, Sri Mulyani Indrawati, Tito Karnavian, Zulkifli Hasan, hanya 0 persen.

“Ganjar paling banyak dipilih 30.8 persen. Kemudian Prabowo dan Anies masing-masing 21.7 persen, dan Ridwan Kamil 6.3 persen. Nama lain kurang dari 2 persen,” kata Burhanuddin, dalam rilisnya, Minggu (26/3/2023).

Dalam simulasi 34 nama capres, terdapat 9,1 responeden yang menjawab tidak tahu atau tidak memberikan jawaban.

Sementara untuk tren kepada capres dalam simulasi 34 nama, Burhanuddin, mengatakan Prabowo Subianto, cenderung menguat lebih besar.

Simulasi 19 Nama Capres

Indikator Politik Indonesia, juga membuat simulasi 19 nama capres pilihan publik dalam survei yang mereka lakukan.

Hasilnya, kata Burhanuddin, nama Ganjar Pranowo, masih teratas dengan perolehan suara sebanyak 30,8 persen.

Disusul di posisi kedua, Prabowo Subianto, dengan 22,3 persen, dan Anies Baswedan, di posisi ketiga dengan 21,3 persen.

Selanjutnya, Ridwan Kamil, dengan perolehan suara 7,0 persen, Agus Harimurti Yudhoyono, dengan 1,9 persen. Khofifah Indar Parawansa, 1,3 persen.

Sandiaga Salahuddin Uno dan Erick Thohir, punya peroehan suara sama 1,1 persen.

Sedangkan, Puan Maharani dan Susi Pujiastuti , sama-sama 0,6 persen. lalu, Tri Rismaharini, dengan 0,5 persen.

Bahlil Lahadalia, 0,5 persen, Muhaimin Iskandar, Mahfud MD dan Airlangga Hartarto, dapat suara sama 0,3 persen.

Sementara, Bambang Soesatyo, 0,2 persen, Sri Mulyani Indrawati, 0,1 persen, Gatot Nurmantyo, 0,0 persen dan Zulkifli Hasan, 0,0 persen.

“Untuk simulasi 19 nama, Ganjar paling banyak dipilih 30.8 persen. Kemudian Prabowo 22.3 persen, Anies 21.3 persen,” ucap Burhanuddin.

“Lalu ada Ridwan Kamil 7 persen. Nama lain kurang dari 2 persen,” sambungnya.

Dia mengatakan, dalam simulasi 19 nama capres, terdapat 8,9 responeden yang menjawab tidak tahu atau tidak memberikan jawaban.

Simulasi 10 Nama Capres

Burhanudidn, mengatakan bahwa untuk simulasi 10 nama capres tidak mengalami perubahan yang signifikan.

“Tidak banyak mengalami perubahan. Ganjar Pranowo masih paling banyak dipilih dengan suara sebanyak 30,7 persen,” ucapnya.

Disusul Prabowo Subianto dengan 22,5 persen, dan Anies Baswedan, 22,0 persen, dan Ridwan Kamil, 8,3 persen.

Kemudian, Agus Harimurti Yudhoyono, 2,4 persen, Khofifah Indar Parawansa, 2,1 persen, Sandiaga Uno, 1,5 persen.

Lalu, Erick Thohir, 1,3 persen, Puan Maharani, 0,7 persen, dan Airlangga Hartarto, 0,2 persen.

Burhanuddin mengatakan, tren pilihan dalam simulasi 10 capres, nama Prabowo Subianto cenderung menguat, sedangkan nama-nama lain relatif stagnan.

“Dalam Simulasi 19 dan 10 capres, nama Prabowo Subianto cenderung menguat, sedangkan nama-nama lain relatif stagnan,” jelasnya.

Untuk simulasi 10 nama capres, terdapat 8,4 responeden yang menjawab tidak tahu atau tidak memberikan jawaban.

Simulasi Tiga Nama Capres

Burhanuddin mengatakan, dalam simulasi tiga capres, Ganjar Pranowo, masih berada di posisi teratas dengan 36,8 persen.

Lalu disusul Prabowo Subianto dengan 27,0 persen, dan Anies Baswedan 26,8 persen.

Burhanuddin menjelaskan, dalam simulasi tiga nama capres, ada 9,4 persen responden yang menjawab tidak tahu atau tidak menjawab.

Sedangkan untuk tren pilihan publik dalam simulasi ini, kata dia, Prabowo Subianto, cenderung menguat, Ganjar dan Anies stagnan atau menurun.

“Jika ada tiga nama yang bersaing, Ganjar masih unggul tapi trennya stagnan. Prabowo menguat dan saat ini imbang dengan Anies yang cenderung melemah,” ucap Burhanuddin.

Dia menilai, dalam berbagai simulasi dukungan capres, peningkatan dukungan terhadap Prabowo Subianto, memiliki besaran yang konsisten.

Sementara itu, kata dia, dukungan terhadap nama lain kecenderungannya stagnan atau melemah.

“Secara umum tidak banyak perubahan pada distribusi dukungan capres 2024 mendatang, fluktuasinya masih berada dalam rentang toleransi kesalahan survei,” jelasnya.

Metode Survei

Indikator Politik Indonesia, melakukan dua kali survei nasional dengan penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling.

Pada survei pertama periode 9-16 Februari 2023, jumlah sampel sebanyak 1.220 orang. Periode kedua, berlangsung 12-18 Maret 2023 dengan 800 responden.

Burhanuddin mengatakan, sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.

Pada periode pertama, asumsi metode simple random sampling, dengan 1.200 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error-MoE) sekira ±2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Sedangkan, pada periode kedua, memiliki toleransi kesalahan sekira 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.

Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check).

“Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti,” pungkas Burhanuddin.*

Penulis: M. Rain Daling
Editor: M. Rain Daling

Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *