Infografis Penanggulangan Banjir di Semarang

Infografis Penanggulangan Banjir di Semarang
Infografis Penanggulangan Banjir di Semarang. Foto: dokumentasi

Lingkar.co – Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Semarang merilis kegiatan penanggulangan banjir di Genuk dan Gayamsari Kota Semarang selama lebih dari sepekan lalu.

Sedikitnya ada 5 layanan yang diberikan oleh PMI bagi terdampak banjir. Antara lain; layanan asesmen, layanan evakuasi, layanan distribusi logistik, layanan pengungsian, dan layanan dapur umum.

Menurut laporan akhir dari Pusdatin PMI Kota Semarang, terdampak banjir di Kecamatan Genuk PMI melakukan evakuasi warga kelurahan Muktiharjo Lor yang dirujuk ke RSUP dr Kariadi, kemudian di Keluraham Gebangsari mengevakuasi 1 Keluarga yang terdiri dari 2 Balita, 2 lansia, dan 2 orang dewasa. Selanjutnya evakuasi jenazah, dan evakuasi petugas kesehatan di Kelurahan Trimulyo. Terakhir, melakukan melakukan evakuasi 4 mahasiswa yang terisolir di Kelurahan Genuksari

Sedangkan di Kecamatan Gayamsari, PMI Kota Semarang melakukan evakuasi warga Kelurahan Sawah Besar yang dalam kondisi kritis. Selanjutnya, di Kelurahan Muktiharjo Kidul, Kecamatan Pedurungan, relawan PMI mengevakuasi seorang ibu uamil, anak yang mengalami cidera kaki.

Selanjutnya, kegiatan pengiriman logistik di kantor Kecamatan Gayamsari berupa; 50 kg beras, 10 kardus mie Instan, 2 peti telur ayam, 20 ikat sayuran sawi hijau, dan 10 kg sayuran labu siam, serta 5 buah tempe ukuran papan.

Kegiatan pengiriman logistik di Kelurahan Sawah Besar, Gayamsari berupa 135 kg Beras, 27 kardus mie instan, 1 peti telur ayam, dan sayuran berupa kangkung 1 Ikat, bayam 10 ikat, dan jagung 10 Kg. 5 buah tempe ukuran papan, gula 34 Kg, teh celup 34 pack, dan minyak goreng 27,2 liter.

Distribusi di kelurahan Muktiharjo Kidul Pedurungan berupa beras 300 Kg, mie Instan 21 kardus, telur 3 peti, gula 30 Kg, teh 30 pack, tempe 5 buah ukuran papan, sayuran berupa kentang 10 Kg, kubis 20 Kg, sawi putih 10 Kg, wortel 5 Kg, daun bawang 1 ikat. Sedangkan di Dapur Umum PMI bersama Universitas Semarang (USM) droping logistik berupa wortel 5Kg, daun bawang 1 Ikat, tempe 5 buah ukuran papan, dan tahu 50 Pcs.

Relawan PMI Kota Semarang saat melakukan evakuasi warga terdampak banjir. Foto: dokumentasi
Relawan PMI Kota Semarang saat melakukan evakuasi warga terdampak banjir. Foto: dokumentasi

Adapun di kecamatan Genuk, PMI Kota Semarang memgirim di Kelurahan Trimulyo berupa beras 50 Kg, mie Instan 10 kardus, telur 2 peti. Pengiriman logistik di Kelurahan Bangetayu Wetan berupa beras 50 Kg, telur 2 peti, mie instan 10 kardus. Sedangkan di Kelurahan Terboyo Kulon PMI Kota Semarang bersama RSI Sultan Agung mendirikan tenda Dapur Umum

Selain semua titik tersebut, PMI Kota Semarang juga ikut mendukung sejumlah dapur umum mandiri yang dikelola oleh kelompok masyarakat,

Kepala Sub Bagian (Kasubbag) Penanggulangan Bencana (PKB) PMI Kota Semarang, M. Abdul Rafi mengungkapkan secara keseluruhan relawan yang terlibat dalam aksi kemanusiaan peduli terdampak banjir berjumlah 79 personel dengan pembagian dan monitoring dan evaluasi (monev) harian.

“Untuk relawan yang bertugas 15 -22 orang setiap harinya, mereka secara bergantian. Aktivitas kita mulai dari jam 08.00 dengan briefing dan pembagian tugas kemudian selesai pelayanan jam 17.00 untuk monev,” ujarnya saat dikonfirmasi, Selasa (4/11/2025)

Selain mendistribusikan bantuan bahan makanan, lanjutnya, PMI Kota Semarang juga memberikan bantuan bantuan paket yang sesuai dengan kebutuhan seperti air minum dalam kemasan (AMDK) 5 kardus, Baby Kit 1 paket, Matras Kemensos 5 lembar, dan pakaian pantas pakai di Kelurahan Kelurahan Muktiharjo Kidul, Pedurungan.

Bantuan di Kelurahan Tlogosari Kulon atau pengungsian dan Dapur Umum USM berupa AMDK 5 karton atau kardus, baby kit 1 paket, dan matras Kemensos 5 lembar. Selanjutnya di Kelurahan Trimulyo Genuk berupa AMDK 3 karton

Terkait keterlibatan masyarakat terdampak banjir dalam kegiatan harian, ia mengatakan hal itu saat ini hanya berlaku di dapur umum, “Untuk pelibatan masyarakat lebih mengarah ke dapur umum saja, tetapi kita juga pelayanan call taker menghubungi camat, lurah ,RW sampai RT untuk mempertebal informasi bagi posko PMI,” jelasnya.

Ia menegaskan, meskipun pelayanan bagi terdampak banjir secara resmi hanya sampai sore. Namun pelayanan kemanusiaan secara umum tetap 24 jam sebagaimana biasa, “Walaupun di luar jam tersebut masih ada pelayanan yang bersifat pelayanan langsung by telpon posko 24 jam,” tegasnya.

Selain itu, saat ini masih ada satu Dapur Umum yang masih beroperasi hingga 2 hari kedepan, yakni di kecamatan Gayamsari, “PMI hanya diminta mengirimkan tenaga 10-15 relawan setiap hari,” pungkasnya. (*)

Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat