Lingkar.co – Calon Wakil Wali Kota Semarang nomor 01, Iswar Aminudin, rival Yoyok-Joss di Pilkada Kota Semarang, mengkritik kebijakan yang memaksa perusahaan untuk menyediakan fasilitas Day care atau tempat penitipan anak (TPA) di tempat Industri.
Kritik Iswar itu disampaikan dalam debat terbuka putaran kedua yang yang bertemakan ‘Tata Kelola Pemerintahan dan Pelayanan Publik’. Debat digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Jumat (8/11/2024).
Menanggapi hal ini, Joko Santoso menegaskan bahwa peningkatan kesejahteraan buruh tidak hanya berfokus pada kenaikan upah, tetapi juga pada aspek non-upah. Salah satu solusi yang diusulkan Joko adalah menyediakan fasilitas day care di setiap kawasan industri.
“Untuk meningkatkan kesejahteraan buruh, itu tidak sekedar soal kenaikan upah. Aspek non-upah juga harus ditingkatkan. Salah satunya adalah dengan menyediakan satu kawasan, satu day care,” ungkap Joko.
Joko juga menambahkan bahwa implementasi program tersebut bisa dilakukan dengan cara yang lebih kolaboratif, tanpa harus membebani anggaran pemerintah daerah.
“Kami memiliki visi kolaboratif, kita tidak harus menggunakan APBD. Program ini bisa didorong melalui Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan,” jelasnya.
Joko menekankan bahwa program tersebut tidak dimaksudkan untuk memaksa perusahaan, melainkan sebagai upaya untuk menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan.
“Kami tidak memaksa. Semangat kami adalah kolaboratif dan rembukan. Jadi jangan pesimis kalau pengusaha tidak mampu, yang penting adalah pemerintah terbuka terkait CSR, dan informasi publik mengenai CSR ini sangat penting,” tegasnya.
Dengan pendekatan ini, Yoyok-Joss berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan buruh dan keluarga mereka dengan cara yang berkelanjutan dan tidak memberatkan pihak manapun, baik pemerintah, perusahaan, maupun masyarakat. (*)
Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat