PATI, Lingkar.co – Pembongkaran Lorok Indah atau terkenal dengan sebutan Lorong Indah (LI), menuai banyak dukungan dari berbagai pihak. Salah satu ormas yang turut mendukung pembongkaran lokasi prostitusi itu datang dari GP Ansor Pati.
Menurut Ketua GP Ansor Pati, Itqonul Hakim, salah satu bangunan yang oleh Pemerintah Daerah (Pemda) robohkan, telah mendapat klaim dari pihak-pihak tertentu sebagai “Pondok Pesantren”. Namun, menurutnya, itu bukanlah pesantren. Melainkan bangunan bertingkat dengan kamar-kamar yang identik dengan aroma prostitusi.
“Lha wong banyak alat kontrasepsi kita temukan di lokasi, kok. Kan saya ada di lokasi dari awal hingga selesai pembongkaran,” katanya saat ditemui bersama Kabid IKP Diskominfo Pati, Endah Murwaningrum pada lokasi pembongkaran Lorong Indah, Kamis, (03/02).
Pemkab Robohkan Bangunan Lorong Indah Pati, Penghuni Bingung
Itqonul Hakim tidak memungkiri adanya plang Pondok Pesantren di lokasi itu. Namun ia menduga hal itu hanya sebagai tameng agar pembongkaran lokalisasi batal.
“Memang tidak kita pungkiri, bahwa di situ ada terpampang plang pondok pesantren. Ada foto-foto Kyai Khos. Namun dari sumber info valid menyebutkan bahwa plang pondok pesantren itu baru terpasang setelah Pemda merespons aspirasi semua pihak dengan kebijakan perobohan kawasan prostitusi LI. Mengacu pada aturan-aturan yang ada, siapa pun boleh cek ke warga Pati, begitu mendengar kata Lorok Indah (LI) maka sudah pasti itulah sarang prostitusi,” imbuhnya.
Itqon juga menambahkan bahwa dari situlah, justru PCNU dan teman Ansor menyimpulkan bahwa ada oknum yang mau bermain-main dengan menggunakan Pesantren sebagai tameng untuk menghindari proses penertiban lokalisasi.
Ini Solusi dari Bupati Pati untuk Penghuni Lorong Indah
“Na’udzubillah jika ada manusia yang tega menggunakan pesantren sebagai bamper prostitusi. Saya ini lahir di lingkungan pesantren, belajar juga di pesantren, pulang pun tinggal di lingkungan pesantren. Jadi paham betul dengan pesantren. Dan saya pastikan kawasan LI itu tidak ada pesantren. Adanya prostitusi yang nyamar jadi pesantren, biar tidak Pemda robohkan. Bahaya, kan,” paparnya.
PCNU dan GP Ansor Pati mengapresiasi langkah tegas Pemda Pati merobohkan seluruh bangunan di LI.
“Selamat untuk seluruh warga Pati karena mendapatkan kado istimewa di tanggal 1 Rajab dari Pemerintah Daerah, yakni pembongkaran kawasan prostitusi, tempat penyebaran HIV/AIDS terbesar di Kabupaten Pati,” ujarnya.
Sebagai informasi, pembongkaran bangunan yang selama ini jadi tempat prostitusi di Kabupaten Pati setelah peringatan ketiga berakhir pada tanggal 31 Januari 2022. Pembongkaran berjalan lancar dan kondusif. Semua bangunan dirobohkan oleh alat berat yang sudah disiapkan dan diiringi penjagaan ketat oleh petugas gabungan. (Lingkar Network | Lingkar.co)