LPBINU pada perjalanannya tentu turut serta bersinergi kerjasama dengan lainnya, lembaga pemerintah, termasuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Sosial, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Kerja sama ini bertujuan untuk menyelaraskan berbagai program yang ada dengan visi LPBI PBNU dalam penanggulangan bencana dan pengelolaan dampaknya.
“Kolaborasi dengan lembaga pemerintah sangat penting karena mereka memiliki program yang dapat kita sinergikan dalam upaya penanggulangan bencana. Melalui sinergi ini, kita bisa mengantisipasi dampak bencana secara lebih efektif,” lanjut Anwar.
Lebih jauh, LPBI PBNU merencanakan program penghijauan dan pelestarian lingkungan dengan target penanaman 5.000 bibit pohon di setiap zona sebagai bagian dari upaya mitigasi bencana alam.
“Program penanaman pohon ini tidak hanya dilakukan di Zona II, tetapi juga sudah dimulai sebelumnya di Zona I yang meliputi wilayah Banten, Jakarta, dan Jawa Barat. Langkah ini adalah bagian dari komitmen LPBI PBNU untuk memberikan kontribusi nyata dalam pelestarian lingkungan sebagai bentuk mitigasi jangka panjang,” tandas Anwar.
Dengan adanya jambore ini, LPBI PBNU berharap para relawan dapat terus meningkatkan kapasitas mereka dan siap menjadi garda terdepan dalam penanggulangan bencana, sekaligus sebagai pelopor dalam menjaga kelestarian alam di daerah masing-masing. (*)
Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat