“Dukungan itu sudah saya konfirmasi ke berbagai cabang yang ada di Jawa Tengah,” tandasnya.
Di lain sisi, ia juga menilai kepribadian Gus Shidqon sangat dibutuhkan oleh para kader. Yakni sosok yang mudah untuk diajak bicara atau diundang ke acara.
Walaupun Gus Shidqon mengasuh Pondok Pesantren yang sangat besar, menurut Shilahuddin, dia tidak pernah banyak alasan untuk tidak hadir. “Pasti hadir,” tegasnya.
Sewaktu Ansor-Banser mengadakan posko mudik yang berjumlah ratusan se Jawa Tengah, Gus Shidqon justru berkeliling satu provinsi untuk mengunjungi semua posko itu. “Jadi kader-kader Ansor-Banser merasa diayomi,” tandasnya.
Oleh karena itu dirinya berharap jika nanti Gus Shidqon terpilih sebagai ketua, akan membuat program yang sampai ke cabang.
“Jadi nanti kalau beliau terpilih jadi Ketua PW GP Ansor Jateng saya harap tidak hanya memberikan Surat Keputusan (SK) Rekomendasi, tapi juga membuat program yang sampai ke Cabang,” ujarnya.
Ia juga mengaku mendapatkan bimbingan Shidqon Prabowo saat permulaan memimpin Ansor di Kabupaten Pekalongan. “Jadi waktu saya pertama kali jadi ketua PC GP Ansor Kabupaten Pekalongan, saya itu sudah mendapat pengawalan beliau,” ungkapnya.
Sholahuddin lantas bercerita, saat dirinya sowan ke Pondok Pesantren As-Shodiqiyah itu luar biasa sekali. Walaupun dia memiliki pondok sebesar itu, Gus Shidqon tetap humble dan guyub dengan teman-teman.

“Jadi dia itu sangat penak (enak), biasanya kan kalau anak Kiai punya Pondok Pesantren besar, dia bakal sibuk dengan dunianya. Nah ini tidak,” tuturnya.
“Gus Shidqon inu bahkan dengan segala keaibukannya mampu memaksimalkan waktu untuk GP Ansor. Ini luar biasa,” tutupnya.
Penulis Bojes
Editor Ahmad Rifqi Hidayat