SEMARANG, Lingkar.co – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah (Jateng), mencatat nilai ekspor dan impor Jateng pada juni 2021, mengalami kenaikan signifikan.
Kepala BPS Jateng, Sentot Bangun Widoyono, mengatakan nilai ekspor Jateng pada Juni 2021 sebesar US$ 838,96 juta, atau naik 29,24 persen dari hasil ekspor pada Mei 2021 (m-to-m) sebesar US$ 649,15 juta.
“Kenaikan juga terjadi dari data tahun sebelumnya pada bulan yang sama (yoy). Naik sebesar 32,70 persen dari nilai ekspor Juni 2020,” kata Sentot, dalam rilisnya, Selasa (3/8/2021).
Dia mengatakan, peningkatan ekspor pada Juni 2021karena naiknya ekspor migas maupun non migas.
“Ekspor migas mengalami peningkatan sebesar 15,76 persen, dari US$ 32,17 juta pada Mei 2021, menjadi US$ 37,24 juta apda Juni 2021,” ujarnya.
Sementara, ekspor non migas juga mengalami peningkatan, yaitu sebesar 29,94 persen, dari US$ 616,98 juta pada Mei 2021, menjadi US$ 801,72 juta pada Juni 2021.
“Peningkatan ekspor migas karena naiknya ekspor hasil minyak, sementara pada bulan yang sama tidak ada ekspor gas. Gas alam dan minyak mentah,” kata Sentot.
Sentot mengatakan, ada tiga negara tujuan ekspor non migas terbesar pada Juni 2021, yakni Amerika Serikat dengan nilai US$ 325,80 juta. Jepang US$ 71,22 juta dan Tiongkok US$ 52,86 juta
“Dengan kontribusi ketiga Negara itu sebesar 55,14 persen selama Januari-Juni 2021,” jelasnya.
NILAI IMPOR JUGA NAIK
Selain nilai ekspor yang meningkat, Sentot mengatakan, pihaknya juga mencatat nilai impor Jateng pada Juni 2021 sebesar US$ 1 236,38 juta.
“Angka itu naik 60,06 persen dari impor pada Mei 2021,” ujarnya.
“Kenaikan itu karena naiknya nilai impor baik migas maupun non migas masing-masing sebesar US$ 313,26 juta (111,16 persen) dan US$ 150,66 juta (30,71 persen),” jelasnya.
Peningkatan impor migas karena naiknya nilai impor hasil minyak US$ 22,58 juta (63,01persen). Begitu pula minyak mentah naik sebesar US$ 290,68 juta (118,17 persen).
“Impor non migas pada Juni 2021 mencapai US$ 641,30 juta, naik sebesar US$ 150,66 juta atau 30,71 persen dibanding impor pada Mei 2021,” kata Sentot.
Selain itu, kata Sentot, nilai impor Juni 2021 juga mengalami kenaikan sebesar US$ 755,48 juta atau 157,10 persen, dari nilai impor Juni 2020 (yoy).
Peningkatan itu, karena naiknya impor migas sebesar US$ 593,33 juta (33 839,50 persen) dan non migas meningkat sebesar US$ 162,15 juta (33,84 persen).
Meningkatnya impor komponen migas. Karena peningkatan hasil minyak US$ 56,66 juta (3 231,39 persen). Begitu pula impor minyak mentah naik sebesar US$ 536,67 juta (100,00 persen).
Dia mengatakan, ada tiga negara pemasok barang impor non migas terbesar selama Juni 2021.
Pertama, Tiongkok dengan nilai US$ 295,00 juta. Kedua, Amerika Serikat US$ 59,90 juta. Ketiga, Thailand dengan US$ 28,75 juta.
Selain itu, Sentot juga mengatakan, neraca perdagangan Jateng pada Juni 2021, defisit US$ 397,42 juta.
“Neraca perdagangan migas mengalami defisit US$ 557,84 juta, sedangkan non migas mengalami surplus US$ 160,42 juta,” ujarnya. *
Penulis : M. Rain Daling
Editor : M. Rain Daling