KAI Daop 4 Semarang Catat 7 Kasus Temperan di Juli 2025, 4 Orang Meninggal

Sosialisasi PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang terkait aturan keselamatan di sekitar jalur kereta api. (dok KAI Daop 4 Semarang)
Sosialisasi PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang terkait aturan keselamatan di sekitar jalur kereta api. (dok KAI Daop 4 Semarang)

Lingkar.co – Selama bulan Juli 2025, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang mencatat sebanyak tujuh insiden temperan atau tabrakan antara kereta api dengan kendaraan maupun pejalan kaki. Insiden tersebut terjadi di sepanjang jalur rel maupun perlintasan sebidang di wilayah Daop 4.

Dari total kasus tersebut, tercatat empat orang meninggal dunia, dua mengalami luka berat, dan satu orang mengalami luka ringan.

Manager Humas KAI Daop 4 Semarang, Franoto Wibowo, menegaskan bahwa sebagian besar kecelakaan dipicu oleh kelalaian pengguna jalan yang tidak mematuhi aturan keselamatan di sekitar jalur kereta api.

HUT Kendal

“Setiap insiden temperan tidak hanya berdampak pada korban jiwa, tetapi juga mengancam keselamatan perjalanan kereta api yang mengangkut banyak penumpang. Keselamatan perjalanan KA adalah prioritas yang harus dijaga bersama. Satu kelalaian kecil bisa berakibat fatal,” ujar Franoto.

Saat ini, kecepatan rata-rata perjalanan KA di wilayah Daop 4 mencapai 120 kilometer per jam. Peningkatan ini menjadi bagian dari upaya peningkatan efisiensi layanan, namun juga menambah risiko karena jarak pengereman yang semakin panjang. Kondisi ini membuat kereta hampir mustahil berhenti mendadak saat menghadapi hambatan di lintasan.

HUT Kendal

Franoto mengingatkan, dalam situasi seperti ini, keselamatan sangat bergantung pada disiplin dan kewaspadaan masyarakat. Oleh karena itu, KAI Daop 4 terus gencar melakukan sosialisasi keselamatan melalui berbagai media, mulai dari tatap muka hingga kampanye digital di media sosial dan media massa.

Png-20230831-120408-0000

“Pesan kami sederhana, jangan beraktivitas di area jalur kereta api, dan pastikan menengok ke kiri dan kanan sebelum melintasi perlintasan sebidang,” tegas Franoto.

Lebih lanjut, ia menyerukan agar keselamatan menjadi kesadaran kolektif, bukan sekadar formalitas. Setiap perjalanan kereta membawa harapan banyak orang untuk tiba di tujuan dengan selamat.

“Kami tidak pernah lelah mengingatkan bahwa keselamatan perjalanan KA bukan hanya soal mematuhi aturan, tapi soal menyelamatkan nyawa. Mari kita bangun budaya selamat bersama. Satu keputusan disiplin Anda hari ini bisa menyelamatkan banyak orang,” pungkasnya. ***

Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps