Kampoeng Pelangi Semarang Akan Direvitalisasi, Pemkot Cari Dukungan CSR

Warna - warni Kampoeng Pelangi Semarang mulai memudar. (dok Alan Henry)
Warna - warni Kampoeng Pelangi Semarang mulai memudar. (dok Alan Henry)

Lingkar.co – Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) berencana melakukan revitalisasi terhadap kawasan wisata Kampoeng Pelangi. Langkah ini diambil menyusul memudarnya warna cat yang menjadi ciri khas tembok-tembok pemukiman tersebut.

Kepala Disbudpar Kota Semarang, Wing Wiyarso, mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya tengah mengupayakan dukungan dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (CSR) serta mencari mitra dari sektor swasta untuk merealisasikan program revitalisasi tersebut.

“Kami sedang mencarikan dukungan dari pihak luar melalui CSR. Doakan saja semoga berhasil, karena ini juga menjadi harapan masyarakat agar Kampoeng Pelangi kembali hidup dan memberi dampak ekonomi bagi warga sekitar,” ujarnya kepada Lingkar.co, Jumat (1/8/2025).

HUT Kendal

Kampoeng Pelangi sebelumnya dikenal sebagai salah satu destinasi unggulan, khususnya bagi wisatawan kapal pesiar yang singgah di Semarang. Tingginya kunjungan wisata menjadi dorongan bagi pemerintah untuk menghidupkan kembali kawasan ini.

Sembari menunggu proses perbaikan infrastruktur, Disbudpar juga berfokus pada peningkatan kapasitas dan talenta warga setempat.

HUT Kendal

“Memang ada satu hal di mana secara konseptual Kampoeng Pelangi ini dulunya menjadi daya tarik karena warna-warni rumah warga. Sekarang, kami sedang upayakan revitalisasi, dan insyaallah, sudah kami laporkan ke Bapak Wali Kota,” imbuh Wing.

Png-20230831-120408-0000

Sementara itu, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampoeng Pelangi, Yoseph Tri Prawoko, menyebutkan bahwa sejumlah titik foto kini terlihat kurang menarik, menyebabkan jumlah kunjungan wisatawan menurun drastis.

“Penurunannya drastis, sudah seratus persen. Pengunjung kebanyakan dari pokdarwis lain yang ingin studi, sama turis asing, saat ada kapal pesiar datang,” kata Yoseph.

Kendati masih menerima kunjungan dari wisatawan mancanegara, Yoseph menegaskan bahwa pendapatan tersebut belum mencukupi untuk kebutuhan operasional kawasan wisata. Ia menyebutkan bahwa proses pengecatan ulang membutuhkan anggaran hingga Rp250 juta.

Proposal permohonan bantuan telah diajukan ke Pemerintah Kota Semarang, namun hingga kini belum mendapat realisasi.

“Kalau anggaran ratusan juta itu pasti warga tidak mampu. Kami udah mengajukan bantuan ke Pemkot, tapi belum terealisasi sampai saat ini,” tambahnya.

Selain menyajikan spot foto dan rumah-rumah warna-warni, Kampoeng Pelangi juga menawarkan berbagai paket wisata edukasi, seperti pembuatan wingko babad, kerajinan tangan dari kertas, hingga wisata religi.

“Yang paling ramai itu paket edukasi wisata seperti pembuatan wingko babad dan kerajinan tangan,” tutup Yoseph.

Pemerintah Kota diharapkan segera merealisasikan program revitalisasi agar potensi ekonomi kreatif dan pariwisata di Kampoeng Pelangi kembali tumbuh. ***

Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps