Kasus HIV/AIDS di Pati Terus Meningkat, Capai 1.447 Kasus

HIV/AIDS. Foto: Istimewa.

Lingkar.co – Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Pati terus mengalami peningkatan. Hingga Juni 2025, tercatat sebanyak 1.447 kasus secara akumulatif sejak tahun 2011.

Data ini disampaikan oleh Plt Kepala Dinas Kesehatan Pati, Luky Pratugas Narimo. Ia menegaskan bahwa angka tersebut merupakan total kasus selama 14 tahun terakhir, bukan hanya kasus baru tahun ini.

“Kita ada data dari 2011 sampai 2025 per Juni ini ada 1.447 kasus. Tapi itu akumulasi tidak hanya terjadi di tahun ini tapi sejak tahun 2011,” ujar Luky, Selasa (1/7/2025).

Luky menambahkan, tidak semua pengidap HIV/AIDS berdomisili di Pati. Ada pula pendatang dari luar daerah, bahkan luar Jawa Tengah, yang masuk dalam data tersebut. Menurutnya, tingginya angka ini justru menjadi tanda keberhasilan program screening atau tes HIV/AIDS yang dilakukan secara intensif.

“Kita melakukan screening ini secara intensif. Data HIV ini sebanyak mungkin yang bisa kita jaring. Sehingga kami punya data itu lebih mudah untuk kami bersama OPD lain, di bawah koordinasi KPA untuk melakukan upaya pengendalian. Sehingga penularan bisa kita cegah sedini mungkin,” jelas Luky.

Sementara itu, Koordinator Rumah Matahari Pati, Ari Subekti, mengungkapkan data pendampingan yang menunjukkan sebanyak 926 kasus HIV/AIDS sejak 2011 hingga Juni 2025. Dari jumlah tersebut, sekitar 550 pasien masih rutin menjalani pengobatan (On ART) dan mendapat pendampingan aktif, sedangkan sisanya ada yang pindah domisili, putus obat, atau meninggal dunia.

“Dari data yang kami dampingi sampai bulan Juni 2025 ini, sebanyak 926 kasus. Dari 926 kasus itu, on art atau yang minum obat secara rutin itu sebanyak 550 orang. Sisanya ada yang pindah luar kota, putus obat, dan ada juga yang meninggal,” ungkap Ari.

Ari juga menyebutkan bahwa kasus HIV/AIDS tersebar di seluruh kecamatan di Pati. Dua kecamatan bahkan berstatus zona merah karena tingginya jumlah kasus. Penyebab penyebaran berbeda-beda di tiap wilayah, misalnya di Pati Selatan banyak warga yang merantau, di Pati Utara terdapat banyak pekerja seks komersial (PSK), dan di Pati Tengah terkait gaya hidup masyarakat.

Namun, Dinas Kesehatan Pati menegaskan bahwa mereka tidak menggunakan istilah pembagian zona merah, kuning, atau hijau untuk kasus HIV/AIDS di wilayah tersebut. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Pati, Salis Diah Rahmawati, menyatakan bahwa data yang dihimpun berdasarkan temuan fasilitas kesehatan dan tidak hanya berdomisili di Pati saja.

“Adapun sebutan zona merah bagi Kecamatan Juwana dan Pati yang disebutkan oleh Bapak Ari Subekti, kita tidak mempunyai dasar penyebutan daerah dengan zona merah, zona kuning, dan zona hijau, karena tidak ada pembagian zona untuk daerah bagi temuan kasus ODHIV (Orang Dengan HIV),” jelasnya. (*)