Lingkar.co – Kawasan Industri Kendal (KIK) yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2016 kini terus berkembang pesat. Dengan luas lahan mencapai 1.200 hektar, kawasan ini telah menarik investasi dari berbagai perusahaan asing.
Saat ini, tercatat ada sekitar 46 tenant yang sudah beroperasi di kawasan industri ini, memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian daerah serta membuka banyak lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.
Namun, di tengah perkembangan yang pesat, KIK mendapat kritik terkait kurangnya fasilitas ibadah, khususnya bagi para pekerja muslim.
Kawasan yang berlokasi di Kaliwungu, yang dikenal sebagai “Kota Santri”, tidak memiliki masjid yang dapat digunakan oleh para pekerja untuk menjalankan ibadah, terutama sholat Jumat. Akibatnya, ribuan karyawan harus keluar area untuk menunaikan kewajiban tersebut.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Kendal sekaligus Takmir Masjid Agung Kendal, KH Asroi Tohir, menyayangkan kondisi ini.
Menurutnya, sholat Jumat hukumnya wajib bagi laki-laki muslim. Jika di kawasan industri tidak tersedia masjid, maka pengawasan terhadap karyawan yang meninggalkan area untuk sholat Jumat menjadi sulit. Banyak pekerja harus mencari masjid di luar kawasan, yang bisa menyebabkan keterlambatan mereka kembali ke tempat kerja.
“Bahkan, ada pekerja yang tidak memiliki kendaraan pribadi sehingga harus menggunakan angkutan umum atau ojek untuk sholat Jumat, yang tentu berisiko membuat mereka terlambat kembali ke tempat kerja,” ujar KH Asroi Tohir.

Ketua MUI Kendal menilai bahwa pengelola kawasan dan pihak perusahaan semestinya lebih memperhatikan kebutuhan religius para karyawan.
Meskipun mayoritas perusahaan di kawasan ini merupakan perusahaan asing dengan latar belakang non-muslim, penyediaan masjid tetap menjadi kebutuhan mendasar yang seharusnya dipenuhi oleh pengelola kawasan.
Namun, ada kabar baik bagi para pekerja muslim di KIK. KH Asroi Tohir mengungkapkan bahwa sebelum bulan Ramadan tahun ini, pihak pengelola KIK telah menemuinya dan menyampaikan rencana untuk mendirikan masjid di dalam kawasan industri.
Rencana ini disambut baik, dan dalam waktu dekat akan dilakukan peletakan batu pertama pembangunan masjid dengan mengundang Bupati Kendal.
“Jika masjid sudah berdiri di dalam kawasan, para pekerja tidak perlu lagi keluar area untuk beribadah. Hal ini juga akan mempermudah pengawasan karyawan saat waktu sholat Jumat, sehingga mereka dapat kembali bekerja tepat waktu,” tambahnya.
Diharapkan dengan adanya pembangunan masjid di kawasan industri ini, keluhan para pekerja terkait sulitnya menjalankan ibadah dapat teratasi, serta menciptakan lingkungan kerja yang lebih kondusif dan nyaman bagi semua pihak.