Kebakaran Sumur Minyak di Blora, Arief Rohman: Momentum Penataan Sumur Ilegal

Lokasi Kebakaran Sumur Minyak di Kabupaten Blora. Foto: Istimewa
Lokasi Kebakaran Sumur Minyak di Kabupaten Blora. Foto: Istimewa

Lingkar.co – Pasca tragedi kebakaran sumur minyak di Desa Gandu, Kabupaten Blora yang menewaskan empat orang kini menjadi perhatian serius Pemkab Blora.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Bupati Blora, Arief Rohman. Ia mengatakan, peristiwa tersebut menjadi momentum untuk menata ribuan sumur minyak rakyat yang saat ini masih beroperasi tanpa izin resmi.

“Kami juga meminta ada penegakan biar ini menjadi momentum bagi kita untuk penataan ke depan. Biar sesuai dengan regulasi atau aturan yang dibuat oleh Kementerian ESDM,” katanya, Senin (19/8/2025).

Pemkab Blora mencatat ada sekitar 4.000 sumur minyak rakyat di wilayahnya yang nantinya akan dinaungi koperasi dan UMKM. Namun, dalam pendataan ditemukan oknum masyarakat yang memanfaatkan celah dengan melakukan eksplorasi ilegal.

Lebih lanjut, Arief Rohman juga meminta kepada aparat kepolisian untuk menutup sumur-sumur yang belum berizin sekaligus melakukan penegakan hukum agar kasus serupa tidak terulang kembali.

Di sisi lain, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah memberikan respon atas kejadian tersebut dengan memberikan kebijakan tegas yakni, melarang aktivitas pengeboran sumur minyak baru oleh masyarakat.

Baca juga: Gets Premiere Semarang Gelar Fire Drill, Perkuat Kesiapsiagaan Karyawan Hadapi Kondisi Darurat

Larangan tersebut tertuang dalam surat edaran bernomor S/500.10.10/178/2025 yang ditandatangani oleh Kepala Dinas ESDM jawa Tengah, Agus Sugiharto tertanggal Senin 18 Agustus 2025.

Surat tersebut ditujukan kepada Bupati Blora serta lima kepala daerah lainnya yang memiliki sumur minya tua maupun sumur rakyat,

“Dimohon dengan hormat kepada seluruh bupati agar melarang kegiatan drilling atau pengeboran sumur minyak abru oleh masyarakat,” tulis Agus dalam surat edaran tersebut.

Selain itu, pengungsi korban kebakaran sumur minyak tersebut hingga saat ini jumlahnya mencapai 300 keluarga atau 750 jiwa yang merupakan warga dari 7 RT Desa Gandu.

Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Kabupaten Blora, Gaguk Setyawan mengatakan, pihaknya setiap harinya sudah menyediakan beberapa kebutuhan pokok dan ratusan porsi makanan untuk para pengungsi.

“Setiap hari kita menyiapkan makanan hingga ratusan porsi untuk memnuhi kebutuhan konsumsi pengungsi,” katanya.

Pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blora juga menyediakn petugas kesehatan untuk memantau kesehatan para pengungsi.

“Kita siagakan petugas 24 jam penuh untuk mengantisipasi gangguan kesehatan mereka,” kata Kepala Dinkes Kabupaten Blora, Edi Widayat, Rabu (20/8/2025).

Tidak hanya itu, ditempat pengungsian juga disediakan tenda untuk tempat tidur, selimut, kamar mandi dan lain sebagainya.