Kemenag RI Gelar Sidang Isbat Penentuan Awal Syawal 1442 H Sore Ini

Petugas mengamati posisi hilal menggunakan teropong saat pememtuan Ramadan tahun ini beberapa waktu lalu.(ANTARA/LINGKAR)
Petugas mengamati posisi hilal menggunakan teropong saat pememtuan Ramadan tahun ini beberapa waktu lalu.(ANTARA/LINGKAR)

JAKARTA, Lingkar.co – Kementerian Agama akan menggelar sidang isbat penentuan awal Syawal 1442 Hijriyah. Hal itu tentu bersamaan dengan perayaan Idul Fitri yang jatuh setiap tanggal 1 Syawal penanggalan Hijriyah pada Selasa (11/5).

“Isbat awal Syawal pada 11 Mei 2021 atau 29 Ramadhan 1442 Hijriyah,” kata Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin.

Sementara itu, Direktur Urusan Agama Islam Agus Salim mengatakan sidang isbat dibagi menjadi tiga tahap. Pertama, pemaparan posisi hilal awal Syawal 1442 H oleh anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Kemenag. Sesi ini akan dimulai pukul 16.45 WIB dan disiarkan langsung.

Setelah Magrib, Menteri Agama remcananya memimpin sidang isbat. Pertama dengan mendengarkan laporan data hisab dan hasil rukyatul hilal.

“Menteri Agama mengumumkan hasil sidang isbat secara telekonferensi. TVRI sebagai TV Pool dan live streaming medsos Kemenag akan menyiarkan langsung,” katanya.

Kemenag akan melakukan rukyatul hilal di 88 titik di seluruh Indonesia. Untuk di DKI Jakarta, rukyatul hilal berlangsung di Gedung Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta lantai 7, Masjid Al-Musyariin Basmol Jakarta Barat, Pulau Karya Kepulauan Seribu, dan Masjid KH Hasyim Asy’ari Jakarta Barat.

Islam Kamaruddin Amin menambahkan, sidang isbat adalah pertemuan untuk menetapkan bulan berkaitan dengan ibadah. Namun secara lebih populer, di Indonesia warga mengkaitkan sidang isbat dengan penetapan datangnya bulan Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas akan memimpin langsung sidang isbat. Karena masih pandemi COVID-19, sidang isbat mengikuti protokol kesehatan dan berlangsung secara luring dan daring.

Jumlah peserta yang hadir terbatas sesuai ketentuan protokol kesehatan pencegahan COVID-19. Beberapa di antara peserta hanya boleh berpartisipasi melalui telekonferensi melalui jaringan internet.

“Yang hadir hanya Menag dan Wamenag, Majelis Ulama Indonesia, Komisi VIII DPR, serta sejumlah Dubes negara sahabat dan perwakilan ormas,” katanya.(ara/lut)