Lingkar.co – Suasana di Kabupaten Kendal tampak mencekam pada Senin (1/9/2025), khususnya di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kendal dan Gedung DPRD Kendal. Aktivitas perkantoran tidak berjalan seperti biasanya akibat penjagaan ketat aparat keamanan.
Di kawasan Pemkab Kendal, pintu gerbang utama hanya dibuka separuh. Sejumlah personel Satpol PP, TNI, dan Polri berjaga di pintu masuk serta area sekitar kantor bupati. Kondisi serupa juga terlihat di Gedung DPRD Kendal. Puluhan aparat TNI-Polri bersama Satpol PP siaga lengkap dengan berbagai peralatan pengamanan, guna mengantisipasi kemungkinan adanya aksi unjuk rasa.
Pegawai yang hendak beraktivitas mengaku tidak leluasa bekerja. Banyaknya aparat berseragam yang berjaga membuat suasana terasa tegang dan tidak seperti hari biasanya.
Dampak situasi ini juga terasa di dunia pendidikan. Sebanyak 11 sekolah di Kendal terpaksa diliburkan dan dialihkan ke pembelajaran daring. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kendal, Ferinando Rad Bonay, menyebut kebijakan tersebut diambil atas izin Bupati Kendal demi keamanan siswa.
“Melihat suasana yang tidak menentu, bahkan kemarin sore akses masuk ke lingkungan Pemkab sempat ditutup, maka sekolah-sekolah yang berada dekat titik kerawanan untuk sementara diliburkan. Pembelajaran tetap dilakukan secara daring,” jelas Ferinando.
Sebelas sekolah yang diliburkan tersebut terdiri dari satu PAUD, dua SMP, tiga SMA/SMK, dan empat SD.
Ferinando menambahkan, kebijakan ini juga sebagai langkah antisipasi jika terjadi unjuk rasa yang menyebabkan arus lalu lintas macet. “Kalau jalanan macet, kasihan anak-anak sekolah yang hendak pulang bisa terhambat. Selain itu, jika ada unjuk rasa yang berujung anarkis, anak-anak bisa menjadi sasaran,” tegasnya. (*)
Penulis: Yoedhi W