Berita  

Ketua Rijalul Ansor Semarang: Kader Ansor-Fatayat harus Faham Sejarah

Peringati Harlah GP Ansor dan Fatayat NU dengan Ngaji Sejarah. Zudi Setiawan/Lingkar.co
Peringati Harlah GP Ansor dan Fatayat NU dengan Ngaji Sejarah. Zudi Setiawan/Lingkar.co

SEMARANG, Lingkar.co – Ketua Rijalul Ansor PC GP Ansor Kota Semarang M Nurul Huda mengatakan, seluruh kader GP Ansor dan Fatayat NU perlu ngaji sejarah.

Para kader Ansor dan Fatayat perlu memahami sejarah masing-masing. Bahwa kalangan santri memiliki peran besar dalam membela agama, bangsa dan negeri sejak dulu hingga sekarang.

“Bahkan jauh sebelum NU lahir. Telah ada tokoh besar dari kalangan santri yang berjuang bagi bangsa dan agamanya, yaitu Raden Mas Ontowiryo. Atau yang terkenal dengan nama Pangeran Diponegoro,” katanya.

Dia mengatakan hal itu saat menjadi pembicara dalam acara Peringatan Harlah GP Ansor Ke-88. Dan Harlah Fatayat NU Ke-72 di Aula Kantor kecamatan Tembalang pada Minggu 24 April 2022.

Acara tersebut juga di hadiri perwakilan dari Bhabinkamtibmas Polsek Tembalang dan Babinsa Koramil 12 Tembalang dan MWC NU Tembalang.

Gus Huda menjelaskan, Pangeran Diponegoro memimpin sebuah perang besar dan berlangsung selama lima tahun (1825-1830) di Pulau Jawa, Hindia Belanda.

Terkait sejarah Ansor, Gus Huda mengingatkan bahwa seluruh kader Ansor harus mampu tampil menjadi penolong, bukan sebaliknya.

Kader GP Ansor Harus Bisa Memberi, Bukan Meminta

“Nama Ansor ini merupakan saran KH Abdul Wahab Chasbullah. Salah seorang ulama besar tanah air yang juga pendiri NU sekaligus guru besar kaum muda saat itu. Yang di ambil dari nama kehormatan yang di berikan Nabi Muhammad SAW kepada penduduk Madinah yang telah berjasa dalam perjuangan membela dan menegakkan agama Allah,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua GP Ansor Kota Semarang Abdurrahman, atau yang akrab di sapa Gus Dora mengatakan bahwa prinsip dan semangat hubbul wathan minal iman perlu terus di tanamkan.

“Sejarah lahirnya Gerakan Pemuda Ansor tidak bisa di lepaskan dari sejarah panjang kelahiran dan gerakan NU. Kelahiran Ansor di warnai oleh semangat perjuangan, semangat kebangsaan, kerakyatan, dan sekaligus spirit keagamaan. Pada Muktamar NU kesembilan, GP Ansor secara resmi di terima dan di sahkan sebagai bagian atau departemen pemuda di organisasi NU. Tepatnya pada tanggal 10 Muharram 1353 H atau 24 April 1934, yang kemudian di tetapkan sebagai Hari Lahir Gerakan Pemuda Ansor,” katanya.

Acara Peringatan Harlah GP Ansor Ke-88 dan Harlah Fatayat NU Ke-72 ini kemudian di akhiri dengan pemotongan tumpeng dan buka puasa bersama.

Penulis : Muhammad Nafis Sulhaq

Editor : Muhammad Nurseha