Lingkar.co – Museum Nasional Indonesia tengah menggelar pameran bertajuk “Sunting: Jejak Perempuan Indonesia Penggerak Perubahan” yang berlangsung sejak April hingga Juli 2025. Pameran ini menyoroti peran perempuan dalam sejarah dan perubahan sosial di Indonesia, serta menampilkan berbagai artefak penting dari tokoh perempuan, termasuk lima koleksi berharga milik Museum RA Kartini Rembang.
Koleksi Museum RA Kartini yang dipamerkan meliputi kebaya, stempel, surat-surat pribadi, baki surat, dan sejumlah foto bersejarah, termasuk potret Kartini bersama adik-adiknya dan sahabat penanya. Kehadiran benda-benda ini memperkaya narasi perempuan sebagai agen perubahan dalam sejarah bangsa.
Sub Koordinator Sejarah, Museum, dan Cagar Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Rembang, Retna Diah Radityawati menyambut baik partisipasi koleksi tersebut dalam pameran nasional ini. Ia menilai pameran di Museum Nasional sebagai momentum efektif untuk mempromosikan Museum RA Kartini dan potensi wisata sejarah di Rembang.
“Pengunjung Museum Nasional itu tidak hanya dari lokal, mas. Nah, orang akan tertarik nanti ketika melihat, oh ternyata ada ya kebaya Kartini di sana, berarti masih banyak benda peninggalan lainnya di museum,” ujar Retna, kemarin.
Retna juga mengungkapkan bahwa ini bukan kali pertama Museum RA Kartini mengikuti pameran di luar kota. Sebelumnya, mereka pernah berpartisipasi dalam pameran di Museum 10 November Surabaya yang berdampak positif terhadap peningkatan kunjungan wisatawan dari luar daerah.
“Museum 10 November itu bekerja sama dengan biro-biro wisata di Jawa Timur. Waktu kita di sana, akhirnya banyak biro yang booking, bertanya, dan sekarang ketika mereka dapat orderan ziarah ke Rembang, itu sekalian disambungkan ke Museum RA Kartini dan makamnya juga,” jelasnya.
Kini, Museum RA Kartini di Rembang tidak hanya menjadi destinasi wisata edukatif, tetapi juga telah menjadi bagian dari paket wisata ziarah yang ditawarkan oleh berbagai biro perjalanan, memperkuat daya tariknya dalam pariwisata nasional.
Pameran “Sunting” sendiri merupakan penghormatan terhadap peran perempuan dalam membentuk sejarah dan budaya Indonesia, menampilkan tokoh perempuan dari berbagai periode dan bidang, serta mengajak publik untuk refleksi dan dialog tentang kesetaraan dan keadilan gender. (*)
Penulis: Miftah