Lingkar.co – Pecinta reptil Kudus untuk pertama kalinya menggelar Kudus Reptille Contest and Expo selama 3 hari di Kudus Extention Mall dari tanggal 10 sampai 12 Februari 2023. Ada berbagai kelas vertebrata yang dilombakan di Kudus Mall.
Belakangan ini, memelihara satwa liar sejenis ular atau kadal menjadi tren sendiri. Selain untuk pelestarian hewan sesuai genetiknya, juga mucul varian baru karena adanya persilangan (hybrid).
Tidak jarang pula hasil pembiakan yang memiliki kelainan genetik meski bukan hasil kawin silang. Kontes reptil menjadi ajang yang menarik bagi para pecinta satwa melata, salah satunya seperti Kudus Reptille Contest And Expo.
Ada berbagai jenis reptil lokal Indonesia maupun dari luar negeri yang dikonteskan. Gelaran tersebut cukup menyita perhatian pecinta reptil Indonesia.
“Kita ada 26 kelas yang dikonteskan,” kata Penanggung Jawab Lomba, Panjalu kepada Lingkar.co, Minggu (12/2/2023).
Ia lantas memaparkan, ada 7 kelas leopard gecko kelas A sampai G yang digolongkan berdasarkan morph/gen dasar dan jenis mata dari leopard gecko.
“Dan 6 kelas reptil berkaki .. digolongkan berdasarkan jenis hewan seperti biawak dan iguana atau kadal kadalan,” jelasnya.

“Untuk kontes ular, ada 10 kelas dari kelas I sampai R, digolongkan berdasarkan jenis ordo dan morph,” ujarnya.
“Ditambah open venomous, khusus untuk reptil yang berbisa tinggi,” sambungnya.
Terkait unsur dalam penilaian, Panjalu menandaskan bahwa perawatan yang baik dan benar merupakan item utama. Untuk mengetahuinya, kesehatan satwa menjadi indikator utama penilaian.
“Kesehatan tetep nomor 1 mas, habis itu gen, setelah itu baru corak,” bebernya.
Meski demikian, kontes juga membuka 1 kelas yang unik, yakni kelas reptil yang cacat bawaan atau kelainan genetika, “Juga 1 kelas minus terawat, digolongkan untuk reptil yang memiliki cacat dari lahir seperti ekor spiral atau keriting,” urainya.
Kontes tersebut tidak hanya untuk jenis ular, biawak maupun kadal saja. Bahkan, ada 1 kelas tortoise and turtle, berbagai macam kura-kura air dan darat yang ikut dalam kompetisi itu, termasuk hybrid dari jenis tersebut juga dikonteskan.
Lebih jauh Panjalu menerangkan, ada tujuan ekonomi dalam kegiatan tersebut. Yakni meningkatkan nilai jual bagi peternak reptil. Meski demikian, ia mengingatkan unsur edukasi dalam acara pertama bagi reptiller di Kudus.
“Pasti ada (edukasi) mas, menggenalkan reptil ke orang Kudus bahwa reptil itu tidak semenakutkan apa yang biasa dipikiran orang-orang,” ungkapnya.
Selain itu, lanjutnya, kontes juga menjadi sarana mengedukasi masyarakat agar meminimalisir adanya konflik manusia dengan satwa liar, khususnya jenis reptil, “Dan menekan kasus konflik antara manusia dan hewan,” ucapnya.
Meski ada unsur pendidikan, namun Panjalu mengakui tidak ada kegiatan yang khusus untuk edukasi dalam gelaran perdana ini, “Sementara ini gak ada edukasi khusus mas, karena kita fokus kontesnya .. buat edukasi waktunya gak nutut karena kelasnya buanyak,” tuturnya. (*)
Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat