KUDUS, Lingkar co – Komunitas pecinta peptil Kudus, Kota Reptil Kudus, mengajak masyarakat untuk bersahabat dengan satwa melata melalui event “Kudus Reptile Contest And Expo”.
Ketua Panitia, Abdul Aziz mengatakan, setiap makhluk hidup, termasuk satwa melata memiliki peran penting dalam ekosistem. Karenanya konflik manusia dengan satwa sebisa mungkin dihindari.
Lebih lanjut ia menuturkan, pameran dan lomba tersebut merupakan usaha untuk memperkuat jalinan silaturahmi antar pecinta reptil Indonesia sehingga menjadi ajang bertukar informasi perawatan hewan berdarah dingin yang baik dan benar.
“Sasaran kegiatan ini reptiller dari seluruh Indonesia, biar saling kenal, bertukar informasi dan tambah akrab,” kata Aziz kepada Lingkar.co, Kamis (9/2/2023).
Selain itu, lanjutnya, mengedukasi tentang reptil kepada masyarakat. Ia katakan bahwa Indonesia kaya akan jenis binatang, khususnya hewan melata yang eksotis.
Kekayaan alam Indonesia itu, menurutnya harus dilestarikan agar terhindar dari kepunahan. Hal itu didorong pula oleh kesadaran masyarakat dan semakin banyaknya generasi muda yang hobi memelihara hewan vertebrata.
Tak hanya sebatas hobi, menurutnya, memelihara reptil juga bisa mendatangkan keuntungan tersendiri. Berangkat dari hobi menjadi hoki.
“Dengan adanya event perdana kali ini, harapannya kedepan bagi saya bisa mampu membuat event-even selanjutnya,” ujarnya.
Ada banyak kategori dalam Kudus Reptile Contest & Expo yang digelar selama 3 hari. Yakni tanggal 10-12 Februari 2023 di Kudus Extension Mall dari pagi sampai malam, 08.00-20.00 WIB.
Adapun juri dalam kontes tersebut antara lain; Paulus Wikar dari Jakarta yang spesial menilai reptil berkaki, selanjutnya juri spesialisasi reptil ular ada nama Edhi Siul dari Solo, dan ketiga Dianto dari Jakarta untuk spesialisasi reptil Gecko.
Bahkan, Lyidia Apririasari dari Temanggung sebagai juri reptil ular berbisa/venom. Namanya sempat menghebohkan media sosial Youtube dan masuk dalam tayangan televisi swasta.
“Mereka ini merupakan profesional dan para ahli yang telah berkecimpung di dunia perreptilan di Indonesia selama bertahun-tahun,” bebernya.
Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat