Laba Menggiurkan, Petani Ngargoyoso Ramai-ramai Tanam Porang

MENGUNTUNGKAN: Warsito dan Ismanto, petani anggota komunitas petani porang Ngargoyoso memperlihatkan porang yang sudah ditanam. (ISTIMEWA/LINGKAR.CO)
MENGUNTUNGKAN: Warsito dan Ismanto, petani anggota komunitas petani porang Ngargoyoso memperlihatkan porang yang sudah ditanam. (ISTIMEWA/LINGKAR.CO)

KARANGANYAR, Lingkar.co – Tanaman porang mendadak jadi komoditas bercocok tanam utama petani Dusun Nglundo, Desa/Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah (Jateng).

Keuntungan yang luar biasa serta perawatan mudah terhadap tanaman porang, mendorong semangat petani di Dusun Nglundo untuk menanam tanaman tersebut.

Ternyata, porang (Amorphophallus muelleri Bl)  yang masuk jenis tanaman umbi-umbian tersebut tengah gencar diekspor ke China dan Jepang.

Baca juga:
PLN Pastikan 19 Desa Terpencil, Dapatkan Aliran Listrik Jelang HUT RI

Sejumlah negara Asia tersebut dinilai sangat mengandalkan daerah penghasil porang di Indonesia, terutama di Pulau Jawa.

Negara importir tanaman tersebut, menjadikan porang sebagai bahan kosmetik, farmasi hingga sumber karbohidrat makanan pokok rendah lemak dan kalori.

Melihat potensi itu, seorang warga Dusun Nglundo, Warsito Dwi Pratama memulai tanam di lahan 1 hektare pada 2 tahun lalu. Modalnya satu kilo benih porang yang dikenal dengan nama katak.

Baca juga:
Pastikan Ketersediaan Gula Jelang Lebaran Tercukupi

“Perawatannya sederhana. Cukup diberi pupuk kompos sebulan sekali kalau sering hujan. Ditanam di bawah naungan pohon sengon,” ujarnya.

Lanjutnya, “Kalau tanamnya dari katak, panennya butuh waktu dua musim atau setahun. Namun kalau menanamnya dari umbi, bisa dipanen satu musim kemudian atau setengah tahun,” ungkap Warsito.

Panen perdana menghasilkan 3 kuintal umbi. Selain itu, katak yang tumbuh di sela batang dipakai lagi untuk modal tanam selanjutnya serta bisa dijual lagi.

Baca juga:
Jelang Lebaran, Lakukan Sidak Keamanan Pangan di Sejumlah Pusat Perbelanjaan

“Perkilo porang Rp 9 ribu. Sedangkan katak perkilo Rp 220 ribu,” kata Warsito.