Dari Coba-coba Hingga Raup Keuntungan Berlipat Ganda
Warsito sudah memiliki pengepul tetap umbi porang dari pabrik di Jawa Timur. Pabrik itu mengolahnya ke bahan setengah jadi kemudian ekspor.
Keuntungan Warsito lebih banyak dibanding panen jahe dan ketela di kebun yang sama. Melihat kesuksesannya, sejumlah petani di Dusun Nglundo juga menanam tanaman tersebut.
Saat ini, mereka membentuk komunitas petani porang Ngargoyoso. Jumlah petani sekarang 105 orang atau sekitar 85 persen petani di dusunnya menanam umbi tersebut.
Baca juga:
Bulan Ramadan, Penjualan Kembang Api di Kudus Naik 100 Persen
Teman petani Warsito, Ismanto mengaku memperoleh laba dari menanam tanaman tersebut dari hasil penjualan umbi dan benih Rp 480 juta. Sementara modal Ismanto hanya Rp105 juta.
“Saya mengawalinya dari coba-coba. Modal Rp1 juta hasilnya Rp 4,8 juta. Lalu berkembang sampai sekarang,” terang Ismanto, ketua komunitas petani porang Ngargoyoso ini.
Ia mengungkapkan bahwa tujuan pihaknya menanam tanaman ekspor tersebut karena memiliki keuntungan yang berlipat. Total ada 18 hektar lahan di Dusun tersebut yang tertanami Porang.
Baca juga:
Keraton Ratu Boko Tawarkan Paket Piknik Eksklusif
Salah satu pengusaha muda di Karanganyar, Disa Ageng Alifven juga tertarik untuk menanam porang setelah mengetahui prospeknya salah satu bidang garap agrobisnis ini.
Disa menyewa lahan 5,4 hektar milik PTPN IX (Persero) yang berada di dekat waduk Gondang. Untuk mengolah porangnya, Disa bekerjasama dengan warga sekitar.
“Petani harus out of the box. Cari yang paling menguntungkan. Harapannya menjadikan Karanganyar penghasil utama porang dan jadi percontohan,” kata Disa. (jok/luh)