LAPAN: Penyempitan Hutan Tingkatkan Resiko Banjir di Kalimantan Tinggi

Sejumlah Prajurit Korps Marinir TNI AL Pasmar 1 Jakarta menggunakan perahu karet untuk mengevakuasi korban banjir di Desa Pekauman Ulu, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Sabtu (16/1). (ANTARA FOTO/LINGKAR.CO)
Sejumlah Prajurit Korps Marinir TNI AL Pasmar 1 Jakarta menggunakan perahu karet untuk mengevakuasi korban banjir di Desa Pekauman Ulu, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Sabtu (16/1). (ANTARA FOTO/LINGKAR.CO)

JAKARTA, Lingkar.co – Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), menganalisa bahwa penyebab banjir, yang melanda di Provinsi Kalimantan Selatan adalah, akibat dari penyempitan kawasan hutan yang tinggi.

LAPAN menunjukkaan hasil analisis, adanya kontribusi penyusutan hutan dalam kurun 10 tahun terakhir terhadap peningkatan risiko banjir di wilayah Kalimantan Selatan.

Kepala Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN M Rokhis Khomaruddin, menunjukkan data tutupan lahan. Bahwa dari tahun 2010 sampai 2020 terjadi penyusutan luas hutan primer, hutan sekunder, sawah, dan semak belukar. Masing-masing 13 ribu hektare (ha), 116 ribu ha, 146 ribu ha, dan 47 ribu ha di Kalimantan Selatan.

Sedangkan area perkebunan di wilayah itu menurut data perubahan tutupan lahan luasnya bertambah hingga 219 ribu ha.

“Perubahan penutup lahan dalam 10 tahun ini dapat memberikan gambaran kemungkinan terjadinya banjir di DAS Barito,. Sehingga dapat sebagai salah satu masukan untuk mendukung upaya mitigasi bencana banjir di kemudian hari,” katanya.

Selain itu, hasil analisis curah hujan berdasarkan data satelit Himawari-8 menunjukkan bahwa liputan awan penghasil hujan terjadi sejak 12 hingga 13 Januari 2021 dan masih berlangsung hingga 15 Januari 2021 di wilayah Kalimantan Selatan.

Png-20230831-120408-0000

“Curah hujan ini menjadi salah satu penyebab banjir yang melanda Provinsi Kalimantan Selatan pada tanggal 13 Januari 2021,” ujar Rokhis.

LAPAN juga meneliti luas genangan akibat banjir pada 12 Juli 2020 (sebelum banjir) dan 13 Januari 2021 (saat/setelah banjir) dengan menggunakan data satelit Sentinel 1A.

Menurut hasil perhitungan, banjir menimbulkan genangan di Kabupaten yaitu :

  1. Barito Kuala (sekitar 60 ribu ha)
  2. Banjar (sekitar 40 ribu ha)
  3. Tanah Laut (sekitar 29 ribu ha)
  4. Hulu Sungai Tengah (sekitar 12 ribu ha).
  5. Hulu Sungai Selatan (sekitar 11 ribu ha)
  6. Tapin (sekitar 11 ribu ha)
  7. Tabalong (sekitar 10 ribu ha).

LAPAN menganalisis perubahan tutupan lahan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito menggunakan data mosaik Landsat tahun 2010 dan 2020. (ara/aji)

Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *