Lingkar.co – Paguyuban Lansia Sehat (PLS) yang dibina oleh Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Semarang memiliki beragam aktivitas menarik. Dari pemeriksaan kesehatan antar sesama lansia, senam, kunjungan ke panti asuhan, latihan rebana hingga bermain outbond. Bahkan, pada hari ini Ahad (24/8/2025), para lansia juga mengikuti Line Dance Competition di Politeknik Bina Transfusi Darah (Polbitrada) Sambiroto Kecamatan Tembalang Kota Semarang.
Maka dari itu Ketua Penanggulangan Bencana dan Pelayanan Masyarakat (PB dan Yanmas) PMI Kota Semarang, dr. R. Panji Uva Utomo, MH, SpFM mengajak generasi muda untuk menyontoh semangat anggota PLS yang jumlahnya semakin banyak.
“Nah, harapannya itu memang di sini kita lihat nih, ternyata kita bisa melihat betapa eyang-eyang ini masih bisa memberikan contoh yang luar biasa bagi kita yang masih muda-muda atau setengah tua ini kan gitu,” kata dr Uva, sapaan akrab Panji Uva Utomo disela kegiatan.
Melihat aktivitas lansia dalam PLS PMI Kota Semarang yang cukup tinggi, ia bahkan ingin agar para lansia bisa mengikuti berbagai even lomba. “Nanti kalau ada informasi lomba rebana, lomba nge-dance atau lomba lainnya kita usahakan mereka harus ikut berpartisipasi,” tandasnya.
Sebab, menurut dia, partisipasi para lansia dalam even seperti itu sudah memenuhi indikator sehat fisik, sehat psikologi dan sehat sosial. Lomba menjadi ajang silaturahmi dan berolahraga karena badan bergerak, berkreasi, dan kekompakan tim
Bahkan, dirinya berharap para lansia juga akan terlibat dalam kegiatan kebencanaan dan kegiatan lain. Ia tidak ingin kondisi seseorang yang lanjut usia maupun difabel dianggap rendah dan tidak bisa berkarya “Jadi, walaupun lansia, walaupun mungkin difabel, bukannya mereka enggak berarti apa-apa, tetap bisa berkarya, tetap bisa berikan kepada yang lain suatu kebaikan,” tuturnya.
Hal sama diungkapkan oleh Sekretaris PMI Kota Semarang, Ratna Ning Dyah Hasna Zahari. Menurutnya, kemanusiaan mencakup semua aspek kehidupan, karena itu pada tahun ini PMI Kota Semarang mengusung tema Humanity for Healthier Lifestyle, kemanusiaan untuk gaya hidup yang lebih sehat yang mana di antaranya terpenuhi dari olahraga. Terlebih line dance saat ini menjadi tren.
“Line Dance di Kota Semarang ini merupakan olahraga yang viral di kalangan Ibu Ibu. Kalau kita lihat di kota Semarang ini setiap ada lomba line dance, Ibu-ibu itu pasti tampil. Berapapun hadiahnya pasti mereka tampil,” ungkapnya.
Maka dari itu, bulan kemanusiaan tahun ini diharapkan menumbuhkan semangat kemanusiaan dengan meningkatkan derajat kesehatan melalui budaya pola hidup yang lebih sehat. “PMI Kota Semarang menginginkan warga kota Semarang ini lebih sehat dengan olahraga. Entah itu line dance atau yang lainnya. Ayo kita bergerak, olahraga supaya kita lebih sehat terutama yang lansia,” ajaknya.
Ketua panitia Line Dance Competition, Danang Bhaskoro Adhi menjelaskan, lomba tersebut merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan Bulan Kemanusiaan PMI Kota Semarang tahun 2025. “Kemarin kita menyelenggarakan lomba paduan suara dan sekarang kita menyelenggarakan lomba Line Dance,” kata Danang.
Dikatakannya, Sound for Humanity pada tahun ini mengusung tema Humanity for Healthier Lifestyle (Kemanusiaan untuk gaya hidup yang lebih sehat). Yakni mencakup kesehatan fisik mental dan sosial. “Karena line dance ini melibatkan kesehatan fisik dan kesehatan mental karena happy semua,” ujarnya.
Lomba, lanjutnya, terdiri dari kategori individu dan grup. Untuk peserta individu ada yang dalam kategori usia diatas 45 tahun dan dibawah 45 tahun. Sedangkan kategori profesional dan non profesional. Selain itu, juga ada lomba dalam kategori non class atau umum. “Kalau untuk yang individu, individu di bawah 45 ada lima orang, individu di atas 45 ini yang banyak pesertanya itu 13 orang,” urainya. (*)
Penulis: A. Rifqi