Lingkar.co – Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar apel Jambore Relawan Nasional di Taman Wisata Curug Sewu, Patean, Kendal, Jumat (1/11/2024)
Kegiatan ini melibatkan LPBINU dari Zona II, yang mencakup wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta, serta diikuti oleh para relawan dari LPBINU Cang Kabupaten/Kota. Acara ini dijadwalkan berlangsung selama tiga hari.
Wakil Ketua PBNU, Prof. Dr. Nizar Ali, saat dalam amanat apel menekankan pentingnya kesiapan relawan dalam menghadapi situasi darurat.
“Melalui apel siaga ini, kami berharap para relawan tidak hanya siap dalam penanganan bencana, tetapi juga memiliki ketangguhan mental, keterampilan teknis, dan kesiapan fisik dalam membantu masyarakat terdampak,” tuturnya.
Rektor UIN Walisongo Semarang ini meminta, semua personel yang tergabung dalam LPBINU sebagai bagian dari relawan kemanusiaan harus bergerak cepat, efektif dan efisien dalam menjalankan misi membantu sesama manusia.
“Relawan harus mampu bertindak cepat, efektif, dan efisien. Ini bukan hanya soal memberi bantuan, tetapi juga memastikan kita benar-benar bisa memulihkan kondisi masyarakat dengan baik,” lanjutnya.
Prof. Nizar juga menegaskan bahwa prinsip dasar dalam kerja relawan LPBI adalah berdaya guna dan berhasil guna.
“Kita bergerak dalam sinergi tim yang solid. Kerja sama dengan berbagai pihak dan koordinasi kuat adalah kunci keberhasilan misi kemanusiaan ini. Kemitraan dengan lembaga lain, baik pemerintah maupun swasta, sangat penting untuk menghadapi tantangan yang lebih besar,” jelasnya.
Oleh karena itu, dirinya juga mengingatkan pentingnya menyiapkan relawan yang terlatih dalam pemetaan risiko, perencanaan tanggap darurat, hingga masa pemulihan pasca terjadi bencana dengan menggelar simulasi bencana.
“Dengan pelatihan ini, setiap relawan LPBI diharapkan mampu menjalankan tugas dengan kesiapan tinggi dalam menangani korban, mengamankan lokasi, dan melakukan evakuasi,” paparnya.
Selain keterampilan teknis, Prof. Nizar juga menekankan bahwa relawan LPBINU harus berpegang pada nilai kemanusiaan.
“Setiap relawan harus memiliki hati tulus dan tekat kuat untuk menolong sesama. Nilai-nilai kemanusiaan ini menjadi landasan dalam setiap tindakan di lapangan. Kita hadir bukan hanya untuk menolong, tetapi juga untuk memberikan harapan kepada mereka yang tertimpa musibah,” tandasnya.
Senada, Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Tengah, KH Abdul Ghaffar Razin (Gus Rozin) mengingatkan pentingnya koordinasi lintas sektor dengan berbagai instansi terkait, baik pemerintah maupun swasta, utamanya dengan sesama cabang NU.
“Dari pengalaman kami setelah Konferensi Wilayah di Pekalongan, yang diikuti oleh banjir di Demak dan sekitarnya, kami melihat betapa pentingnya koordinasi yang solid. Ketika ada bencana, yang diutamakan adalah kemanusiaan. Jadi, LPBINU harus siap terjun, siapa pun yang memimpin,” tegasnya.
Gus Rozin juga mengingatkan bahwa misi relawan tidak sekadar hadir untuk masyarakat terdampak, tetapi juga sebagai bentuk komitmen menjaga keseimbangan alam.
“Kebencanaan sering terjadi akibat kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh tangan manusia. Sebagai warga NU dan bangsa, kita juga punya kewajiban menjaga alam, agar keberadaannya tetap lestari untuk generasi berikutnya,” tuturnya.
Hadir dalam acara Apel Jambore Nasional Relawan LPBI NU, Ketua LPBI PBNU H Ace Hasan Syadzily, Kasatkornas Banser Gus Syafiq Syauqi, Pengurus PWNU Jateng beserta pengurus Lembaga PWNU Jateng, Rais Syuriyah PCNU Kendal beserta Lembaga PCNU Kendal dan Badan Otonomnya, BNPB Jawa Tengah, BPBD Jawa Tengah, Tagana Jawa Tengah dan Relawan lainnya. (*)
Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat