LTN PCNU Launching Buku Biografi Ulama Pejuang di Kota Semarang

Peluncuran buku 'Teladan Sepanjang Zaman' pada malam tasyakuran Hari Santri Nasional 2025 di Gedung PCNU Kota Semarang, Jl. Puspogiwang I/47 Gisikdrono, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, Selasa (21/10/2025) malam. Foto: istimewa
Peluncuran buku 'Teladan Sepanjang Zaman' pada malam tasyakuran Hari Santri Nasional 2025 di Gedung PCNU Kota Semarang, Jl. Puspogiwang I/47 Gisikdrono, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, Selasa (21/10/2025) malam. Foto: istimewa

Lingkar.co – Lembaga Ta’lif wan Nashr (LTN) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (LTN PCNU) Kota Semarang melakukan launching dan bedah buku biografi ulama NU Kota Semarang yang diberi judul ‘Teladan Sepanjang Zaman; Masterpiece Perjuangan Kyai Penggerak di Kota Semarang’.

Peluncuran buku dilaksanakan pada malam tasyakuran Hari Santri Nasional 2025 di Gedung PCNU Kota Semarang, Jl. Puspogiwang I/47 Gisikdrono, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, Selasa (21/10/2025) malam.

Buku ini berisi 43 esai biografi pendek para ulama atau kiai penggerak yang telah berjasa dalam menyebarkan agama Islam di Kota Semarang sejak era Ki Ageng Pandanaran pada abad 15/16 M hingga pada abad 21.

Ketua LTN PCNU Kota Semarang Dr. M. Kholidul Adib SHI MSI mengatakan penerbitan buku ini dimaksudkan untuk mengingatkan masyarakat Kota Semarang, khususnya para santri yang sedang merayakan hari santri nasional (HSN) untuk meneladani para ulama yang telah berjuang untuk bangsa dan negara.

Melalui buku ini Adib mengajak masyarakat menyadari bahwa Semarang pada masa lampau adalah kota santri. Banyak ulama besar berdomisili di Semarang seperti Sunan Pandanaran, Kiai Damar, Sunan Terboyo, Kiai Nur Muhammad Sepaton, KH Sholeh Darat, KH Syafii Piyoronegoro, KH Abdullah Sajad, KH Thohir, KH Abdullah Umar dan lainnya. Mereka telah sukses mendakwahkan Islam Aswaja yang nasionalis di Kota Semarang.

Menurut Adib, kiprah kaum santri di Indonesia sudah sangat besar bagi kemajuan bangsa, tidak hanya sebagai pemimpin agama tetapi juga sebagai pemimpin nasional, politisi, pengusaha, intelektual dan advokator masyarakat.

“Kontribusi kaum santri begitu nyata bagi kemajuan bangsa. Para santri yang masih belajar di pesantren perlu membekali diri dengan ilmu dan keterampilan serta karakter yang kuat sebagai bekal untuk meneruskan perjuangan ulama di masa depan,” tandas Adib.

Adib melanjutkan, ulama patut diteladani karena sejarah mencatat komitmen ulama begitu besar dalam menjaga kedaulatan negara dan melawan penjajahan seperti yang ditunjukkan oleh Sunan Pandanaran saat mengirim tiga armada kapal prajurit Semarang untuk bersama dengan pasukan Demak yang dipimpin Adipati Unus menyerang Portugis di Malaka tahun 1513.

Ia berkata, komitmen kebangsaan ulama juga dibuktikan oleh Ki Ageng Galang Sewu yang gigih berjuang dan membantu Pangeran Diponegoro melawan Belanda, kepeloporan KH Sholeh Darat dalam menanamkan nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme hingga era kemerdekaan tahun 1945/1946. Kepeloporan itu semakin nyata dengan para muridnya dalam melawan Jepang dan pasukan sekutu yang diboncengi Belanda. Para murid tersebut diantaranya; KH Abdullah Daenuri, KH Thohir, KH Zaini, dan yang lainnya

“Melalui penerbitan buku ini kami mengajak para santri dalam peringatan hari santri nasional tahun 2025 supaya meningkatkan kontribusinya dalam membangun bangsa menyongsong Indonesia emas tahun 2045,” tutur Adib.

Sementara, Ketua PCNU Kota Semarang Dr. KH. Anasom, M.Hum sangat mengapresiasi terbitnya buku tersebut. Menurutnya, jumlah ulama pejuang Aswaja di Kota Semarang ada ratusan tetapi pada edisi pertama ini baru bisa ditulis 43 tokoh.

Tidak hanya pada masa perjuangan menuju kemerdekaan, Anasom juga berharap akan terbit buku yang mengupas kiprah tokoh-tokoh NU yang masih hidup.

“Tidak hanya tokoh yang sudah wafat saja yang ditulis, sebab yang masih hidup juga banyak yang kiprahnya perlu ditulis untuk menjadi spirit keteladanan bagi para santri agar ke depan memiliki tekad yang kuat untuk meneruskan perjuangan ulama,” ungkapnya. (*)

Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat