Menurut dia, senam rutin para lansia di PMI membuat ketahanan tubuh menjadi lebih baik, terhindar dari pikun, tidak mudah sakit, nampak lebih muda, dan sebagainya. “Selain itu bisa bertemu dalam bentuk lain, latihan rebana, pengajian. Yang agama lain juga adaz kemarin kita adakan kebaktian di hari besarnya, di kesempatan lain juga. Ini untuk menjaga toleransi,” ungkapnya.
Dengan demikian, katanya, tubuh dan psikologi yang sehat dan pikiran yang jernih dan jiwa yang bersih bisa benar-benar tergerak untuk kegiatan kemanusiaan tanpa sekat agama, perbedaan usia dan sebagainya. “Kemarin mereka ke Magelang, yang mereka lakukan sangat membuat bahagia lahir batin. Jadi benar-benar sehat, merasa terbebas dari tekanan baik fisik, psikis maupun sosial, ” tuturnya.
Ia pun mengapresiasi para staf dan relawan yang ikut mengawal kegiatan lansia sehat. Bahkan, PLS PMI Kota Semarang juga ikut bergabung dengan sesama organisasi lansia lain yang ada di kota Semarang dan nasional. “Jadi mereka punya wawasan yang luas, tidak hanya kota Semarang saja tapi nasional karena mereka juga ikut berangkat dalam pertemuan nasional,” tuturnya
Ketua harian Bulan Kemanusiaan PMI Kota Semarang ini lantas mengungkapkan, kegiatan bulan dana yang dikonsep secara tematik dan direbranding dengan istilah Bulan Kemanusiaan akan mengusung tema lansia dan difabel pada tahun depan.
“Jadi sebagian dari hasil bulan dana atau bulan kemanusiaan ini untuk menyehatkan para lansia ini. Jadi mereka ini istilahnya merupakan bagian dari penerima manfaat dari sumbangan bapak/ibu. Insya Allah ini akan menjadi tema kegiatan bulan kemanusiaan tahun 2026 nanti,” pungkasnya. (*)
Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat