Mahasiswa KKN Unwahas Ajak Gerakan Tertib Pilah Sampah

Mahasiswa KKN Unwahas bersama perangkat desa dan perwakilan tokoh masyarakat berfoto bersama. Foto: dokumentasi

Lingkar.co , Sampah merupakan permasalahan jangka panjang yang membutuhkan kesadaran semua pihak. Mulai dari tertib memilah, membuang sampah pada tempatnya sampai mengolah dan mendaur ulangnya.

Kelompok KKN Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang dalam salah satu program di desa Boja, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal mengajak tertib dalam membuang sampah dengan menyediakan tong sampah.

“Ada banyak dampak negatif dari kebiasaan membuang sampah sembarangan. Banjir dan wabah penyakit misalnya,” kata koordinator KKN Boja, Ni’am Azhari kepada lingkar.co disela kegiatan, Senin (21/8/2023).

Ia menilai, butuh pengadaan tempat sampah dalam sosialisasi pentingnya memahami persoalan sampah dalam skala besar.

“Dari pengadaan tong sampah ini, mahasiswa bisa mengajak elemen masyarakat yang ada untuk mulai memilah mana yang harus dibakar, mana yang harus dijual atau diberikan ke tukang rosok dan mana yang dibuang ke tong sampah,” paparnya.

Dengan demikian, mahasiswa juga memiliki andil dalam membantu pemerintah desa dalam mengatasi permasalahan lingkungan, terutama tentang penumpukan sampah di berbagai titik.

“Semoga bantuan yang tidak seberapa ini bisa membantu pemerintah desa dalam menangani permasalahan sampah. Karena pemerintah desa inilah ujung tombak dari pemerintah pusat dalam mengatasi masalah sosial, terutama soal sampah,” terangnya.

Sejalan dengan hal itu ia juga berharap, dari hal sepele tersebut, masyarakat desa bisa membiasakan diri dengan pola hidup sehat, “Semoga dari yang dianggap sepele ini memberikan kesadaran kepada kita semua tentang dampak industri dan sampah,” ucapnya.

Selain program itu, mahasiswa KKN Unwahas juga melakukan gerakan donasi buku sebagai upaya membangun sebuah perpustakaan desa dan meningkatkan minat baca warga desa.

“Ilmu pengetahuan ini sangat penting, Karena mencerdaskan kehidupan bangsa itu adalah amanat para pendiri bangsa yang tertuang dalam pembukaan UUD 45, ini juga cita-cita kemerdekaan,” urainya.

“Selain itu, ada juga sosialisasi kartu tani. Kita sadari bahwa petani itu bagian dari ketahanan nasional karena petani berjuang dalam menciptakan ketahanan pangan. Jadi kita permudah akses untuk mendapatkan pupuk bersubsidi,” sambungnya.

Sebab, kata dia, kesejahteraan masyarakat dimulai dari meningkatnya pengetahuan masyarakat dan terbukanya jejaring sosial atau konektivitas dalam memaksimalkan potensi yang ada.

Sementara, Kepala Desa Boja, Rofik Anwar mengapresiasi adanya KKN di desanya. Ia berharap, adanya keterlibatan mahasiswa di desa bisa menumbuhkan minat belajar warganya.

“Terima kasih kepada adik-adik mahasiswa KKN Unwahas yang telah berbagi ilmu dengan warga desa. Semoga yang dilakukan bermanfaat dan menjadi motivasi bagi warga desa untuk mencari ilmu,” ujarnya. (*)

Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat