Mantan Debt Collector Kini Jadi Pengawal Kyai, Soepriyadi Berbagi Cerita

Soepriyadi, pasukan Bregada Wira Santri Ndalan (Sandal) Nusantara. (dok Alan Henry)

Lingkar.co – Berawal dari pekerjaan debt collector atau panagih hutang hingga masuk jeruji besi, Soepriyadi kini jadi pengawal kyai, atau lebih di kenal pasukan Bregada Wira Santri Ndalan (Sandal) Nusantara yang dibina oleh Muhammad Nurul Huda.

Pria berumur 46 tahun ini pernah bergelut di pekerjaan debt collector yang dikenal sebagai jasa penagih hutang, yang merupakan sosok ditakuti sebagian masyarakat, sosok berwajah garang dan galak menjadikan pekerjaan tersebut dinilai negatif oleh kebanyakan orang.

Ditambah, Soepriyadi mengaku sebagai pengguna barang haram atau yang lebih di kenal narkoba. Hingga ahirnya dirinya tersandung masalah hukum dan masuk jeruji besi.

“Sekitar tahun 2010 sampai 2014 saya bekerja sebagai debt collector, dari lingkungan kerja itu saya kenal dengan narkoba bahkan sampai kecanduan dan ahirnya tersandung hukum,” katanya saat ditemui Lingkar.co di Pondok Pesantren Santri Ndalan Nusantara, Rabu (12/3/2025).

Soepriyadi menceritakan, karena pengaruh lingkungan, nasib apes menimpa dirinya hingga tertangkap polisi dan masuk ke jeruji besi.

“Setelah melakukan perjalanan penebus kesalahan di penjara itu, saya terus berjanji, ingin memperdalam agama. Setelah masuk itukan anak istri jadi korban,” katanya.

Lanjutnya, usai menjalani kepahitan hidup, diawali dengan anaknya mengikuti pengajian di Ponpes Sandal, Soepriyadi memberanikan diri untuk hijrah atau taubat, belajar ke Ponpes yang dibina oleh Muhammad Nurul Huda, atau lebih akrab disapa Gus Huda.

“Kita masuk harus kembali menyesuaikan orang – orang baru, itu susah butuh proses, tadinya kayak orang hilang. Lama – lama kenal, nyaman. Awal kenal Gus Huda, ya diajarkan sholat, wudhu, ajaran dasar agama. Kebanyakan dari kita, belum paham masalah agama, sholat doanya bagaimana, wudhu caranya baimana, itu suatu yang baru buat kita,” bebernya.

“Berjalannya waktu, terbentuklah di Sandal Bregada Wira, itu pengawal khusus Gus Huda atau tokoh – tokoh agama, saya masuk didalamnya,” imbuhnya

Ia mengaku, kebanyakan satri Gus Huda kebanyakan berlatar belakang, sebagian besar dari jalanan. Sehingga Gus Huda menyesuaikan bagaimana cara pengajaran yang dilakukan.

“Setelah masuk, ini berbanding terbalik dengan kehidupan saya sebelumnya, kita lebih ayem, tenang, adem. Saya berharap, teman – teman yang masih diluaran sana, untuk bisa mendekatkan diri ke agama. Intinya ayolah, kesenangan itu sesaat, apalagi kesenangan dalam dunia, intinya kita tetap berusaha yang terbaik untuk keluarga, kembalinya ke keluarga,” ungkapnya. ***