Mengatasi Anak Terlambat Bicara Atau Speech Delay

Ilustrasi (Shuttershock/Lingkar.co)
Ilustrasi (Shuttershock/Lingkar.co)

JAKARTA,Lingkar.co – Jangan kawatir jika anak terlambat untuk berbicara, pada artikel ini merangkum beragam cara untuk mengatasi anak yang terlambat berbicara. Pada umumnya anak berusia dua tahun dapat menguasai sekitar 50 kosa kata serta mampu menggabungkan dua kata menjadi satu kalimat sederhana.

Baca Juga : Lima Solusi Ini Untuk Atasi Sakit Leher Belakang

Sementara itu, anak yang sudah mencapai tiga tahun mampu menyusun tiga hingga empat kata menjadi kalimat utuh.

Menurut dr.Sienny Agustin, pada postingannya yang tertulis di Alodokter yang lingkar.co kutip pada Jumat (26/11/2021). Ada beberapa kondisi anak yang terlihat sebelum mengalami speech delay atau terlambat bicara.

Hijau-Minimalist-Ucapan-Selamat-Sukses-Kiriman-Instagram-3

“Jarang mencoba berbicara atau meniru perkataan orang lain, tidak beraksi saat si anak kita panggil. Menghindari kontak mata saat berbicara, kesulitan menyebutkan benda-beran di rumah,” katanya.

Tanda-tanda lainnya yakni anak yang belum bisa merangkai dua hingga tiga kata, anak yang tidak mampu mengikuti petunjuk sederhana. Selain itu, anak juga lebih memilih menggunakan gestur tubuh daripada berbicara saat ia meminta sesuatu.

“Jika si kecil menunjukkan tanda-tanda itu, sebaiknya sebagai orang tua berkonsultasi dengan dokter anak. Bila memang mengalami terlambat bicara, dokter akan menyerankan penanganan yang sesuai dengan kondisi anak. Termasuk juga terapi wicara,” terangnya.

Png-20230831-120408-0000

Libatkan Anak Dalam Percakapan

Selain menjalani terapi wicara, Orang tua juga bisa memberikan stimulasi kemampuan bicara untuk si anak. Stimulasi tersebut, bisa kita berikan dengan sering mengajak anak berbicara.

“Dengan melibatkan anak ke setiap percakapan. Bunda disarankan untuk berbicara langsung kepada anak, meski hanya untuk menceritakan apa yang sedang budan lakukan,” sarannya.

Tidak hanya itu saja, meluangkan waktu untuk membacakan cerita kepada anak juga bisa untuk menstimulus anak untuk berlatih berbicara.

“Membacakan buku cerita untuk anak sejak dini bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan berbicarannya. Anak-anak akan belajar dari mendengarkan, bunda juga bisa berinterakssi dengan si kecil dengan meminta menirukan nama-nama tokoh atau benda pada buku yang sedang bunda bacakan,” jelasnya.

Menanggapi perkataan dan memperbaiki juga bisa menjadi stimulus bagi anak, untuk mengucapkan kata-kata dengan benar. Dalam kondisi ini, bunda bisa membantu untuk meralat kata yang keluar dari anak.

“Sering-sering merangsang kemampuan anak dengan mengajaknya untuk meminta sesuatu. Berikan pertanyaan kepada anak, misal ‘kamu mau makan pisang atau mangga?, ketika anak menunjuk salah satu coba bunda meminta anak untuk menyebutkan kata pisang atau mangga,” ucapnya.

Selain itu, saat anak-anak saat aktif menggunakan gawai. Sebuah studi yang menunjukan anak berusia 18 bulan yang aktif bermain gawai menunjukan kebiasaan yang berkaitan dengan speech delay.

“Untuk itu, batasi penggunaan gawai pada si kecil hanya satu jam perharinya. Ini bertujuan agar anak terdorong untuk berbicara kepada anggota keluarga,” terangnya.

Penulis : Rezanda Akbar D.
Editor : Rezanda Akbar D.

Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *