Lingkar.co – Wilayah Kabupaten Pati berpotensi dilanda bencana banjir bandang selama musim hujan. Hal ini disampaikan oleh Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati Martinus Budi Prasetya.
Martinus mengungkapkan wilayah yang berpotensi dilanda banjir bandang berada di sekitar lereng Pegunungan Kendeng dan Muria Timur.
“Kalau kendeng itu meliputi Kecamatan Winong, utamanya Desa Godo dan Gunungpanti. Kemudian Kecamatan Tambakromo itu utamanya Desa Sinomwidodo, Desa Angkatan Kidul dan Angkatan lor,” katanya kepada Lingkar.co, kemarin.
“Sementaran untuk Kecamatan Kayen itu Mulai Desa Slungkep sampai kota di RSUD Kayen, sampai Desa Srikaton. Itu beberapa desa yang potensi terjadi banjir bandang,” imbuhnya.
Sementara itu, lanjutnya, untuk wilayah Pati Utara yang berpotensi dilanda banjir bandang berada di Kecamatan Margoyoso dan Dukuhseti.
“Itu di Kecamtan Margoyoso yaitu Tunjungrejo, Desa Bulumanis Kidul, dan Sekarjalak,” ujarnya.
“Untuk Dukuhseti, di Puncel, dan Banyutowo, itu juga punya potensi banjir bandang. Artinya banjir bandang yang disebabkan curah hujan yang tinggi. Kalau curah hujannya turun ya potensi banjir bandangnya turun,” imhuhnya.
Ia menyampaikan ada sejumlah faktor yang menyebabkan terjadinya banjir bandang. Faktor utamanya adalah curah hujan tinggi, yang diperkirakan puncaknya terjadi pada bulan Januari dan Februari.
“Faktor-faktor yang lain yang menyebabkan banjir bandang adalah kerusakan hutan di Kendeng dan Muria Timur, yang sudah berubah menjadi hutan produksi atau tanaman-tanaman semusim seperti ketela maupun jagung. Ini yang menyebabkan banjir bandang,” katanya.
Perubahan fungsi tersebut, katanya, membuat hutan tidak mampu menahan air dengan baik, sehingga proses sedimentasi di sungai itu semakin cepat.
“Proses ini bisa mengakibatkan pendangkalan akhirnya sungai tidak bisa menampung air hujan. Sehingga air hujan yang seharusnya masuk ke sungai hingga ke laut tetapi malah merusak tanggul-tangul akhirnya meluber ke permukaan,” jelasnya.
Kondisi ini diperparah minimnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah. Menurutnya, masyarakat Pati masih banyak yang membuang sampah di sungai.
“Hampir semua sungai di Pati ketika banjir membawa tumpukan sampah yang luar biasa banyak, utamanya sisa-sisa pertanian maupun sampah-sampah rumah tangga,” ujarnya. (*)
Penulis: Miftah
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps