Lingkar.co – Tokoh muda pegiat kebudayaan di Kendal, Muhammad Tommy Fadlurohman SH MH dikukuhkan sebagai pengurus Paguyuban Kusuma Handrawina Nusantara Kabupaten Kendal di Ruang Paripurna DPRD Kendal, Kamis (31/7/2025).
Pengukuhan Paguyuban Kusuma Handrawina Nusantara Kendal dilakukan langsung oleh Gusti Pangeran Aryo Widodo Notonegoro, Wakil Pangageng Keraton Surakarta Hadiningrat, atas perintah dari Gusti Ratu Pakubuwono Hadiningrat.
Usai pengukuhan, dirinya menegaskan komitmen dalam melestarikan budaya Jawa sekaligus meluruskan sejarah tokoh-tokoh masa lampau, khususnya di wilayah eks-Kadipaten Kaliwungu.

“Tujuan saya bergabung dalam paguyuban ini adalah untuk meluruskan sejarah para tokoh leluhur di Kaliwungu dan menghidupkan kembali nilai-nilai budaya yang sudah mulai terlupakan,” ungkap Tommy.
Ia menekankan, pelestarian budaya bukan hanya tugas para pemerhati seni, tetapi menjadi tanggung jawab bersama, terutama generasi muda. “Budaya Jawa adalah identitas. Kita harus menjaga warisan leluhur ini dari kepunahan,” ujarnya.

Tidak hanya itu, Tommy juga menyoroti pentingnya mempertahankan pencak silat sebagai budaya asli Nusantara. Menurutnya, pencak silat bukan sekadar olahraga, tapi bagian dari jati diri bangsa.
“Pencak silat lahir dari tanah Jawa dan harus kita jaga sebagai warisan budaya. Ini bagian dari karakter dan kepribadian bangsa Indonesia,” tegasnya.
Ketekunan Tommy pada kebudayaan berbuah pada dua tahun lalu, ia mendapat anugerah gelar kebangsawanan Kanjeng Raden Aryo Tumenggung (KRAT) Muhammad Tommy Fadlurohman Seco Adinegoro SH MH dari Keraton Surakarta Hadiningrat.
Gelar ini diberikan sebagai bentuk penghormatan atas kiprahnya dalam menjaga nilai-nilai budaya dan sejarah Jawa.
Selain aktif sebagai anggota DPRD Kendal dua periode dari Fraksi Golkar, Gus Tommy juga merupakan Guru Besar Padepokan Harimau Putih, Ketua Umum Pengkab IPSI Kendal, dan penulis buku sejarah lokal berjudul “Kaliwungu Buminya Para Kiai” yang terbit pada 2015.
Pada tahun 2015, ia menerbitkan sebuah buku berjudul Kaliwungu Buminya Para Kiai. Melalui buku tersebut, ia berupaya merekonstruksi sejarah Kaliwungu sebagai pusat peradaban Islam dan budaya di masa lampau.
Amanat Keraton
Sebelumnya, Gusti Widodo menyampaikan bahwa keberadaan paguyuban ini merupakan perpanjangan tangan keraton dalam menjaga nilai-nilai adiluhung budaya Jawa.
“Paguyuban ini diberi amanah untuk nguri-uri budaya Jawa, termasuk seni, tradisi, dan adat yang bersumber dari Keraton Surakarta,” jelas Gusti Widodo.
Ketua Paguyuban Kusuma Handrawina Nusantara Kendal, KRA Yanto Wijoyo Hadinegoro, menambahkan bahwa pihaknya akan segera menyusun visi, misi, dan program kerja.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pelaku, pemerhati, dan komunitas budaya. “Kami akan ngumpulke balung pisah, menyatukan potensi yang sempat terpencar agar budaya Jawa tetap lestari,” ujarnya.
Untuk itu ia berharap, sinergi antara Keraton, pemerintah daerah, dan masyarakat bisa menjadi fondasi kuat dalam membangun pelestarian budaya yang berkelanjutan. (*)
Penulis: Yoedhi W
Editor: A Rifqi
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps